A Shine New (Architectural) Era

Buku ini mengupas tentang opini dari para master-arsitek tentang kemungkinan atau state of the "arch" di abad ke-21. Pada da...


Buku ini mengupas tentang opini dari para master-arsitek tentang kemungkinan atau state of the "arch" di abad ke-21. Pada dasarnya hampir semua berpendapat tentang aspek-aspek geopolitik, sosial budaya dan juga ekonomi yang pasti akan mempengaruhi wujud aristektur. Di sini, para pakar tersebut memandang arsitektur sebagai sebuah entitas budaya yang senantiasa berkembang. Pembahasan-pembahasannya disusun dalam skala pandangan subjek tertentu misalnya isu politik, forms, digitalisasi dan sebagainya.

Dari kacamata praktisi profesional, tentu kita bisa mengantisipasi atau membuka ruang lintas diskusi dengan arsitek-arsitek tersebut. Secara garis besar, dalam buku ini dinyatakan bahwa arsitektur tidak hanya terbentuk dari sisi konstruktifnya belaka, tetapi memiliki sisi-sisi yang lain, yang menjadikannya distinctive dibanding seni yang lain, atau ilmu konstruksi. Pandangan Bernard Tschumi sendiri mengenai "envelopes" misalnya, menegaskan tentang unsur-unsur arsitektur yang dibentuk dari vektor (manifestasi program) dan selubung atau envelope (diantaranya- sebagai manifestasi konteks).

Atau simaklah opini yang menunjukkan evolusi apresiasi arsitektur dari segi "pakem proporsional" era klasik, uji tektonika sampai ke batasan arsitektur fashionik yang serba persepsif saat ini dalam analogi proporsi manusia da Vinci, seorang binaragawan dan Elvis Costello (esai dari Sylvia Lavin). Munculnya butik-butik seperti Prada-nya Herzog/Meuron yang tidak terikat dengan skala dimensional juga menjadi preseden khusus tentang gejala penyikapan arsitektur di masa ini. Disamping pe-redefinisi-an beberapa isu arsitektur mulai dari ruang virtual, dampak globalisasi, tata kota di era perang dan sebagainya.

Beberapa master-arsitek yang terlibat antara lain menghadirkan nama-nama besar di dunia teori dan pragmatisasi arsitektur. Bernard Tschumi sendiri, kemudian Peter Eisenman, Rem Koolhaas, Greg Lynn, Alejandro Zaera Polo, Hani Rashid, Zaha Hadid, Frank Gehry, Kenneth Frampton, dan para avant-garde architects lain. Dengan bahasa yang lugas dan singkat, buku ini mungkin bisa jadi pedoman bagi para pecinta arsitektur untuk menyelami dinamika kompleks dari lepas landasnya disiplin ilmu tersebut menyongsong era baru. Jika pada era modern dulu meninggalkan literatur-literatur klasik, di antaranya dari Le Corbusier, mungkin buku ini bisa menjadi landmark transisi era arsitektur.

Heavily recommended!

Related

books 5497540566219612820

Posting Komentar Default Comments

Hot in WeekRecentComments

Recent

Konser Green Day, Redemsi yang Mengisi Memori

Konser Green Day di Jakarta, Sabtu (15/2) lalu membuka banyak catatan bagi diri saya. Hajatan tersebut menjadi redemsi bagi saya atas ikhtiar yang tertunda setengah dekade.Sekitaran hari ini, lima tah...

Konser Pearl Jam Nite XII, Energi dari Kolektivitas Penampilan

Lama tak dihelat, Pearl Jam Nite XII meluncur di Bandung. Event bertajuk Alive at The Star ini diadakan di (sesuai namanya) The Star, yang menyatu dengan Avery Hotel Bandung pada hari Sabtu, 9 Novembe...

Narasi Reaktif untuk Album Pearl Jam, Dark Matter

Terpaut 4 tahun dari album terakhirnya, Pearl Jam kembali dengan meluncurkan Dark Matter yang dirilis tengah malam WIB tadi (19 April 2024).Album sebelumnya, Gigaton (2020) memegang rekor sebagai albu...

Suar Industri Sinema dalam Film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film

Menonton "Jatuh Cinta Seperti di Film-Film" mengingatkan lagi memori sekitar awal 2000-an, mengenai jalur apa yang mesti diambil sinema Indonesia agar bisa bersaing dan punya unique selling point?Pada...

Kedekatan Dune dan Konteks Dunia Nyata

Sebagai penonton yang lumayan paham dengan sejarah Islam dan sedikit dunia Arab, film Dune jadi bisa dinikmati lebih dalam.Ada yang belum menonton Dune? Saat ini seri keduanya tengah mengisi gedung pe...

Comments

Anonymous:

Katanya menjadi ustadz,ini kok pendeta?

Faizal jam:

selalu renyah membaca tulisan helman ini, bahasa luwes & ringan, sehingga ga bosen membacanya. cuma masukan aja, ada tradisi dari PJ nite 1 hingga ke-12, yaitu koor bareng antara vocalist & au...

papa4d:

Thanks on your marvelous posting! I seriously enjoyed reading it, you may be a great author

Anonymous:

"It seems silly, like, 'We cannot have real roulette however we will to} have this,' " Lockwood says. "But it is certified everywhere in the the} country as a slot machine, not ...

Anonymous:

In Germany and lots of|and lots of} other countries, the earnings from lotteries and betting swimming pools are used to subsidize newbie sports. Major League Soccer the highest soccer league within th...

Ads

Popular

Arsip Blog

Ads

Translate

item