A Dystopian Nature of Halso

Apa yang akan terjadi dengan bumi di masa mendatang. Satu fakta menarik adalah bumi semakin mendekati perwujudan "global village...




Apa yang akan terjadi dengan bumi di masa mendatang. Satu fakta menarik adalah bumi semakin mendekati perwujudan "global village" atau gigantropolis dengan uniformitas arah perkembangannya (thanks to "friggin" massive modern architecture).

Di tahun 2007 ini, lebih dari separuh penduduk bumi tinggal di kota (urban) dan mulai meninggalkan lansekap alami desa mereka setelah mengeksploitasinya habis-habisan. Tak heran, beberapa distopian mulai was-was dengan keberlangsungan alam (nature) di masa mendatang.

Salah satu di antara distopis tersebut adalah Ilkka Halso, seorang seniman asal Finlandia dengan gagasan imajiner-nya, Museum of Nature. Karyanya merupakan kombinasi fotografi dan bentuk rekasaya 3D tentang museum yang menampilkan alam ketika sudah punah di masa mendatang. So, berdasar visi Halso tersebut, akan ada sebuah teater yang mempertontonkan keindahan serta suasana kontemplatif sebuah air terjun. Atau roller coaster yang dipasang di sebuah danau agar pengunjung bisa menikmati pemandangan alam sekaligus memacu adrenalin. Semua itu ditampung dalam sebuah bangunan yang masif, yang mampu menampung danau buatan, hutan, air terjun, padang rumput dan ekosistem lainnya.



Agak aneh rasanya melihat alam dinikmati sebagai komoditi turisme layaknya kita berkunjung ke dunia futuristis atau luar angkasa yang terdapat pada Dunia Fantasi dan Disneyland masa kini. Tentu, sebagai manusia yang masih beruntung menyaksikan alam sebenarnya, agak getir ketika di suatu masa generasi penerus kita hanya bisa menonton alam lewat preservasi museum seperti halnya kita menonton rekonstruksi Mastodon atau tulang belulang T-Rex. Tetapi itu bisa saja terjadi jika visi distopia kehancuran alam semesta betul-betul terjadi, yang menyisakan bumi sebagai seratus persen lingkungan buatan (built environment). Sebuah keadaan yang bahkan Ilkka Halso sekalipun enggan melihat karyanya benar-benar terwujud di masa mendatang. Menurut Halso, karyanya tersebut adalah pamflet visual berisi pesan mengenai apa yang harus dilakukan sebelum benar-benar terjadi.

Terlepas dari itu semua, karya Halso adalah karya yang luar biasa. Karyanya bahkan akan membuat Hegel makin bingung dengan definisinya tentang First Nature dan Second Nature.



[All images courtesy of Ilkka Halso - click here for more images]

Related

Graphic Awareness

Being Pearl Jam fans taught us a lot. Step aside from fanaticism, but their organization-model has been inspiring. Saya belum pernah membaca atau tahu band lain yang benar-benar memberdayakan ...

Consistency Through TIME

Semalaman (2/6) saya mengerjakan presentasi desain mengenai "value" dari majalah TIME. Dari sisi desain tentunya. Who am I to judge their opinionated articles anyway? This, memuat sedikit flashback....

Design Diary

Poster dibuat sebagai serial dari 3 rangkaian kegiatan Cross Country. Itu menjadi landasan konsep layout 3 bagian vertikal yang menjadi pemisahan spasial untuk elemen-elemen desainnya. Foto menjad...

Posting Komentar Default Comments

Hot in WeekRecentComments

Recent

Konser Green Day, Redemsi yang Mengisi Memori

Konser Green Day di Jakarta, Sabtu (15/2) lalu membuka banyak catatan bagi diri saya. Hajatan tersebut menjadi redemsi bagi saya atas ikhtiar yang tertunda setengah dekade.Sekitaran hari ini, lima tah...

Konser Pearl Jam Nite XII, Energi dari Kolektivitas Penampilan

Lama tak dihelat, Pearl Jam Nite XII meluncur di Bandung. Event bertajuk Alive at The Star ini diadakan di (sesuai namanya) The Star, yang menyatu dengan Avery Hotel Bandung pada hari Sabtu, 9 Novembe...

Narasi Reaktif untuk Album Pearl Jam, Dark Matter

Terpaut 4 tahun dari album terakhirnya, Pearl Jam kembali dengan meluncurkan Dark Matter yang dirilis tengah malam WIB tadi (19 April 2024).Album sebelumnya, Gigaton (2020) memegang rekor sebagai albu...

Suar Industri Sinema dalam Film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film

Menonton "Jatuh Cinta Seperti di Film-Film" mengingatkan lagi memori sekitar awal 2000-an, mengenai jalur apa yang mesti diambil sinema Indonesia agar bisa bersaing dan punya unique selling point?Pada...

Kedekatan Dune dan Konteks Dunia Nyata

Sebagai penonton yang lumayan paham dengan sejarah Islam dan sedikit dunia Arab, film Dune jadi bisa dinikmati lebih dalam.Ada yang belum menonton Dune? Saat ini seri keduanya tengah mengisi gedung pe...

Comments

Anonymous:

Katanya menjadi ustadz,ini kok pendeta?

Faizal jam:

selalu renyah membaca tulisan helman ini, bahasa luwes & ringan, sehingga ga bosen membacanya. cuma masukan aja, ada tradisi dari PJ nite 1 hingga ke-12, yaitu koor bareng antara vocalist & au...

papa4d:

Thanks on your marvelous posting! I seriously enjoyed reading it, you may be a great author

Anonymous:

"It seems silly, like, 'We cannot have real roulette however we will to} have this,' " Lockwood says. "But it is certified everywhere in the the} country as a slot machine, not ...

Anonymous:

In Germany and lots of|and lots of} other countries, the earnings from lotteries and betting swimming pools are used to subsidize newbie sports. Major League Soccer the highest soccer league within th...

Ads

Popular

Arsip Blog

Ads

Translate

item