Itulah Bay!

Paradoks Michael Bay dalam membuat film? x + y = ~ x: Adegan Dahsyat nan Heboh y : Drama Klise yang Boring ~ : Durasi Film yang Panjang Par...


Paradoks Michael Bay dalam membuat film?

x + y = ~

x: Adegan Dahsyat nan Heboh
y: Drama Klise yang Boring
~: Durasi Film yang Panjang

Paradoks itu kembali terbukti di Transformer, mengulangi "prestasi" Bay sebelumnya di Armageddon atau Pearl Harbor. Siapa yang tidak terpana melihat visualisasi fantastis dari robot-robot alien dalam diri kelompok Autobots dan Decepticons? - My fave robot adalah si robot helikopter Decepticon, Blackout, yang muncul di scene awal - Bentukan robot, transformasi ke bermacam objek serta adegan pertempuran makhluk-makhluk dari Cybertron itu sanggup membuat mata terpana, membuai penonton untuk kembali ke era dimana Transformers ditayangkan di televisi sebagai ekstensi dari kampanye perusahaan mainan Hasbro (x). Tetapi sesuai dengan rumusan di atas, terdapat pula drama klise khas Bay. Sebut saja tentang "roman picisan" yang biasa mengiringi karakter Ben Affleck pada Armageddon dan Pearl Harbor. Untung kali ini tidak ada Bennifer, karena role menuntut casting seorang anak SMA dalam diri Shia LeBouf. Tapi tetep ada "roman picisan" anyway...hehehe (y).

Sebagai pelengkap paradoks, durasi film ini jauh lebih panjang daripada tayangan sepakbola (bahkan plus istirahat dan post-match celebration). Total jenderal 144 menit. Dengan mood yang naik turun sepanjang film akibat menyisip gimmick-gimmick drama dan humor Bay, 144 menit terlalu panjang rasanya. Jadi, akan ada dua hal yang diingat begitu keluar: adegan aksinya dahsyat, plus durasi yang terasa panjang. Aspek yang terakhir adalah dogma yang harus dihindari dalam menyajikan film hiburan. Apabila penonton merasa durasi sebuah film terlalu panjang, artinya cuman satu: membosankan (~)!

Anyway...saya ingin memberi nilai khusus untuk x dengan rating 4 bintang dari total 5. Tapi hanya faktor x-nya saja yang ingin saya nilai, jangan mengharap yang lain! Hehehehe...

Related

Review Film Keluarga Cemara

Setelah dua mingguan naik layar, akhirnya saya berkesempatan mengalami film "Keluarga Cemara" yang banyak mendapat pujian. Sesuai kategorinya (SU), saya mengajak seluruh anggota keluarga untuk ...

Review Film Bohemian Rhapsody

Tanpa musik dan aspek ikonik Freddie Mercury, mari kita ceritakan kembali bagaimana film “Bohemian Rhapsody”. Ini adalah film mengenai perjalanan karier seorang keturunan Indo-Farsi dalam menapa...

Review Film A Star is Born

Film tentang artis yang memudar, bertemu dengan lawannya yang naik daun sudah berulang kali dipanggungkan. Kisah itu seperti curahan hati para pelaku dunia panggung mengenai siklus yang normal terj...

Posting Komentar Default Comments

3 komentar

Anonim mengatakan...

Nongton di baris A selama 2 jam sekian menit sih yang nyiksa hahaha...

Ready for the next?

Daeng Ipul mengatakan...

oooo..
nontonnya di baris A toh Mbak Gene ?, pantesan mas mu ini kayaknya gak betah amat berlama2 ama robot2 luar biasa itu..hehehe

eh, ini idola gw waktu masih imut2 dulu, suka baca komikx..hmm, jd penasaran eiy, secara film ini jadi film paling ditunggu di MTV Movie Award..

nb:
walopun internet gw msih lum konek, tp gw msh sempet2in berkunjung ke sini...penggemar setia getto loh...hehehe

Helman Taofani mengatakan...

Ngga juga bos...gw sering kok nonton di front row. Star Wars ep.III, King Kong, Blood Diamond, dan banyak lagi. Jadi objektivitas gue tetep dalam ngasi review, ngga kepengaruh seat. Buktinya, gw masih ngasi acungan jempol buat seru-seruan film, yang notabene rada susah dinikmati dari front row seat.

Grazie mucho atas visitnya yak, semoga si internet segera waras.

Hot in WeekRecentComments

Recent

Konser Green Day, Redemsi yang Mengisi Memori

Konser Green Day di Jakarta, Sabtu (15/2) lalu membuka banyak catatan bagi diri saya. Hajatan tersebut menjadi redemsi bagi saya atas ikhtiar yang tertunda setengah dekade.Sekitaran hari ini, lima tah...

Konser Pearl Jam Nite XII, Energi dari Kolektivitas Penampilan

Lama tak dihelat, Pearl Jam Nite XII meluncur di Bandung. Event bertajuk Alive at The Star ini diadakan di (sesuai namanya) The Star, yang menyatu dengan Avery Hotel Bandung pada hari Sabtu, 9 Novembe...

Narasi Reaktif untuk Album Pearl Jam, Dark Matter

Terpaut 4 tahun dari album terakhirnya, Pearl Jam kembali dengan meluncurkan Dark Matter yang dirilis tengah malam WIB tadi (19 April 2024).Album sebelumnya, Gigaton (2020) memegang rekor sebagai albu...

Suar Industri Sinema dalam Film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film

Menonton "Jatuh Cinta Seperti di Film-Film" mengingatkan lagi memori sekitar awal 2000-an, mengenai jalur apa yang mesti diambil sinema Indonesia agar bisa bersaing dan punya unique selling point?Pada...

Kedekatan Dune dan Konteks Dunia Nyata

Sebagai penonton yang lumayan paham dengan sejarah Islam dan sedikit dunia Arab, film Dune jadi bisa dinikmati lebih dalam.Ada yang belum menonton Dune? Saat ini seri keduanya tengah mengisi gedung pe...

Comments

Anonymous:

Katanya menjadi ustadz,ini kok pendeta?

Faizal jam:

selalu renyah membaca tulisan helman ini, bahasa luwes & ringan, sehingga ga bosen membacanya. cuma masukan aja, ada tradisi dari PJ nite 1 hingga ke-12, yaitu koor bareng antara vocalist & au...

papa4d:

Thanks on your marvelous posting! I seriously enjoyed reading it, you may be a great author

Anonymous:

"It seems silly, like, 'We cannot have real roulette however we will to} have this,' " Lockwood says. "But it is certified everywhere in the the} country as a slot machine, not ...

Anonymous:

In Germany and lots of|and lots of} other countries, the earnings from lotteries and betting swimming pools are used to subsidize newbie sports. Major League Soccer the highest soccer league within th...

Ads

Popular

Arsip Blog

Ads

Translate

item