Indiana Jones 4
Terakhir kali menonton Indiana Jones adalah via televisi ketika TV swasta masih hanya berjumlah dua biji (plus satu stasiun pemerintah). It ...
https://www.helmantaofani.com/2008/05/indiana-jones-4.html
Terakhir kali menonton Indiana Jones adalah via televisi ketika TV swasta masih hanya berjumlah dua biji (plus satu stasiun pemerintah). It was ancient history, like in 4th or 5th grade? Memorable effect-nya, along with 'Alan Quatermain" (is it correctly spelled?), Indy noted sebagai highlight film petualangan sampai saat ini. Di dunia film secara umum, in fact, malah memicu munculnya sub-genre "adventure" di jajaran film aksi.
Dengan latar itu, saya pikir Indiana Jones 4 cukup sukses. Filmnya masih berkutat dengan maze, riddle, petualangan, latar arkeologis, penjelajahan "dunia baru" dan misteri serta penyingkapan ancient wisdom yang sering diburu untuk mendapatkan kejayaan (baik harta maupun kemampuan supreme human being). Rumus itu masih dipake dengan baik di Indy 4, meneruskan 3 Indy sebelumnya (Raider of the Lost Ark, Temple of Doom, Last Crusade).
Kini, yang jadi polemik adalah pemakaian "Alien Ex Machina" menggantikan "Deus Ex Machina" sebagai pemecahan misteri (kecuali "Temple of Doom" yang purely adventure) dari trilogi sebelumnya. Tapi hal itu wajar jika menilik "agama" saat ini memang kurang begitu laku sebagai barang jualan, kecuali kalo diobok-obok sisi kontroversinya (ingat "Da Vinci Code"). Keajaiban agama memang kurang menjual lagi, plus sebetulnya keajaiban alien juga bukan sesuatu yang baru. Malah itu menurut saya merupakan subtitusi yang pas. Spekulasi campur tangan ekstra terestrial bukan hal yang asing di paradoks peradaban bukan?
Secara film, alurnya in pace. Fit. Meski beberapa adegan terkesan terlalu panjang dan monoton, namun pas dengan mood menonton film petualangan. Menikmati film ini seperti kita masuk ke wahana Dunia Fantasi. Purely entertainment. Hanya bersenang-senang saja, tanpa harus diributkan dengan banyak ekspektasi kedalaman cerita, rasionalitas, dan sebagainya. Untungnya, sewaktu menonton Indiana Jones 4 antisipasi saya demikian, jadi bisa menikmati banyak adegan-adegan aksi "setandar"-nya.
So, film ini cukup mewakili citra sebagai ikon film ber-genre "adventure". Mungkin gregetnya tidak seperti tiga film sebelumnya dulu karena banyak sekali kompetitor dan preseden yang mengimbangi rilisan Indy di tahun 2008. Salah satunya adalah hasil survei yang menyebutkan karakter Henry Jones Jr. tersebut saat ini kalah populer dibanding tokoh fiktif wanita, Lara Croft yang ironisnya awalnya diciptakan sebagai versi kros-gender Indy.
Nevertheless, Indy is Indy. Cambuk dan topi fedora-nya (plus Harrison Ford) adalah ikon.
1 komentar
indiana jones 4, menurut penilaian subjektif gua, lumayan lah. gua sih tetap lebih menyukai indiana jones ke-3: the last crusade.
mungkin ini disebabkan karena ternyata topik utamanya adalah peninggalan alien kali yak? buat gua, alien itu ya identik dengan x-files, hehehe...
Posting Komentar