Death Magnetic Preview
Sama seperti kebanyakan penggemar Metallica, album terakhir mereka memang berujung pada kekecewaan yang mendalam. St. Anger (2003) yang dig...
https://www.helmantaofani.com/2008/08/death-magnetic-preview.html
Sama seperti kebanyakan penggemar Metallica, album terakhir mereka memang berujung pada kekecewaan yang mendalam. St. Anger (2003) yang digadang-gadang sebagai album pertama rilis setelah Reload (1998) ternyata jauh dari ekspektasi. Terutama dengan miskinnya aspek melodi di dalam album tersebut. Hampir semua mengisi fill ritem monoton dan menimbulkan kebosanan luar biasa ketika mendengarkannya. Saya ingat ketika "listening party" bersama teman-teman kuliah yang juga menggemari Metallica. Sekitar lagu kedua saya sudah pulas tertidur rasanya.
13 September esok, Metallica rencananya akan merilis album studio mereka yang ke-9, berjudul 'Death Magnetic". Banyak skeptisme yang menyelimuti proses pembuatannya, seiring dengan kekecewaan pada St. Anger lampau. Tapi Metallica tetap Metallica. Sebuah situs menyebut jika highlight dunia metal tahun ini akan banyak dipengaruhi rating album Metallica yang baru. Dan memang benar, karena antisipasi Death Magnetic sangat besar.
Sejauh ini, Metallica hanya merilis dua buah single dari album baru untuk konsumsi publik. Yakni "The Day That Never Come" dan "My Apocalypse". Satu hint lagi sudah muncul beberapa bulan yang lalu ketika mereka reguler membawakan "Cyanide" (yang juga masuk dalam Death Magnetic) dalam konser. Thanks to technology, lagunya sudah menyebar, dan ini review saya atas 3 lagu yang berhasil di-sneek-peek:
01. The Day That Never Come
Singel perdana. Saya sempat preview di hari pertama launching melalui iTunes. Lagu ini melodis sekali, di awali dengan alunan gitar. Mengingatkan ballad sohor dari Metallica di masa lalu semacam One atau Fade to Black. Vokal masuk di tempo slow, kemudian moderate di refrain, dan perlahan makin naik di separuh lagu. Akhir lagu adalah deru ritem. Sebuah struktur klasik lawas Metallica yang bisa dijumpai di era kebesaran mereka. Namun beat-nya masih terlalu moderate, kurang "speed metal" alias kurang cepat. Secara tempo bisa dikomparasi dengan Unfogiven II dari album Reload. Upbeat. Konsep ini (memang) gampang dicerna. Mungkin itu sebabnya lagu ini jadi single perdana. Satu-satunya keluhan yang muncul hanya di drum part, terutama ketika pertiga bagian akhir di mana tempo mestinya cepat. Fill drum Ulrich terlalu flat dan menghasilkan sound seperti St. Anger. Beruntung fill melodinya (dari departemen gitar dan vokal) bekerja dengan baik.
02. My Apocalypse
Single kedua yang sedikit bikin down setelah terbuai dengan The Day That Never Come. Ini seperti edisi revisi St. Anger, yang didominasi ritem, tetapi sekarang sedikit memasukkan unsur melodi (lagi-lagi hanya dari gitar). Kekecewaan masih serupa dengan "The Day" yakni fill drum yang repetitif dan flat (so St. Anger!). However, bagi yang totally skip St. Anger, nuansa ol-skool speed metal sedikit terasa di sini. Mungkin memang itu yang dimaksud blurb St. Anger dulu yang bilang bahwa Metallica "back to basic". Hanya saja dulu sangat miskin melodi. Death Magnetic adalah revisinya. Singel kedua ini buktinya. Saya berasumsi lagu tipe ini bakal mendominasi album nantinya.
03. Cyanide
Sebetulnya bukan single, melainkan versi live. Jadi outtake studio nantinya bisa berbeda. Tapi lagu ini malah menjadi yang paling catchy menurut pendapat saya. Intro mengingatkan saya ke Leper Messiah. Fill drum dan bass di awal juga lebih variatif dan nggak menggiring ke kebosanan ritmis. Strukturnya mengingatkan seperti lagu-lagu Metallica di era Load/Reload semacam King Nothing. Drum dan bass juga menjadi elemen melodis dari lagu (istilahnya groovy ya?), berbeda dengan dua lagu sebelumnya yang hanya dihasilkan departemen gitar. Lagu ini juga potensial disuka common fans, since hook-nya mudah diingat.
Ekspektasi setelah tiga preview? Better than St. Anger already. Meski nantinya bakal ended up di skala yang sama dengan Load/Reload, itu berarti album mendatang masih tetap worth-buying. Well, saya tentu akan mengantri di 13 September nanti untuk menikmati Death Magnetic secara utuh!
5 komentar
gwa udah dengerin beberapa lagunya, sangat keren kalo dibandingkan dengan St.Anger
dan tentang pukulan drum, gwa juga setuju, suaranya masih sama pasca St.Anger
kalo melihat dokumentari "some kind of monster", gua kira yg sudah "habis" itu si james. eh, melihat perkembangan musiknya, "st. anger" dan satu nomor di "death magnetic" ini, rasanya yang udah "hangus" tuh si lars deh! hahaha...
Hahaha...both comments state that Lars has burnt out eh? Okay, semoga di sisa tujuh track lainnya dia bisa lebih oke. Jangan kebanyakan mukul snare lah, kaya Tyo Nugros aja. :D
Gw kok ketinggalan kereta ya...
Nunggu tiket yang 13 September aja ah...
Sip Jat...Indonesia rencana juga bakal dikucurin Death Magnetic pas tanggal itu kok.
Posting Komentar