"Fuckin'" JIFFest

Sekarang saya bisa resmi mengutuk pentas JIFFest 2008 kali ini ketika membaca daftar film yang akan diputar selama gelaran tersebut.

Berbahagialah para homo jakartensis dengan "pencerahan demi pencerahan" yang akan menyodok di sela-sela frekuensi hujan film lokal mainstream "ala kadarnya". Ketika warga di berbagai daerah lain (termasuk saya) masih merelakan kursi kami di bioskop dibasahi oleh banjir film menyedihkan tersebut, maka kalian warga ibukota sedikit bisa menyisakan tempat nyaman, setidaknya selama lima hari melalui gelaran Jakarta International Film Festival 2008 (5-9 Desember).

Saya telah lelah menanti "Burn After Reading" sejak September, yang untuk pertama kalinya menampilkan kolaborasi Brad Pitt di bawah arahan Coen Brothers. Dan beruntunglah bahwa film yang juga dibintangi George Clooney tersebut akan menjadi tirai pembuka festival film tahunan tersebut.

Saya lebih lelah lagi menanti "I'm Not There" dari tahun lalu (September 2007). Film tentang biopic unik dari seorang Bob Dylan dalam ragam versi, dan mempunyai soundtrack yang rotating berkali-kali di playlist saya. Menontonnya di layar lebar dan sound yang prima adalah privilese yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Rasanya saya ingin menangis jika membandingkan pengalaman saya nantinya hanyalah berkutat dengan DVD bajakan dengan speaker ala kadarnya dari televisi.

Hal serupa juga akan beruntung sekali dialami oleh warga Jakarta, ketika -virtually- Rolling Stones akan menyapa lewat film dokumenter yang digarap Martin Scorsese berjudul "Shine A Light" dalam layar lebar cineplex 21. Membayangkan Mick Jagger, Ketih Richards dan Ron Wood beraksi dalam ukuran gigantis tentu merupakan pengalaman yang (hanya) sedikit berada di bawah grade menonton konsernya.

Dan, yah...entah grade keberapa saya yang berjarak 800 kilometer dari ibukota untuk hanya bisa mengunduh daftar film-film pada JIFFest kali ini. Membayangkannya hanya akan menambah daftar kelelahan saya...

Setan!