Michael Clayton
Saya amat terkesan menonton "Michael Clayton", film produksi tahun 2007 yang baru bisa saya nikmati di hari keempat tahun 2009...
https://www.helmantaofani.com/2009/01/michael-clayton.html
Saya amat terkesan menonton "Michael Clayton", film produksi tahun 2007 yang baru bisa saya nikmati di hari keempat tahun 2009.
Betul kata pepatah yang menyatakan kita kudu bersabar sebelum menuai hasil menyenangkan. Entah ada berapa pepatah yang berkata seperti itu. Yang jelas, ketika menonton "Michael Clayton", di awal kita harus bersabar menghadapi banyaknya detail film yang ditampilkan secara kolase, sehingga lumayan lelah mengikuti scene demi scene nan absurd. Bekal saya hanya sebuah sinopsis singkat yang tertera di balik DVD, serta beberapa review singkat yang sempat saya baca (karena film ini masuk nominasi Oscar 2008). Bahwa film berjudul Michael Clayton ini adalah tentang seorang pengacara yang bernama sama, di tengah upayanya menyibak satu kasus yang berhubungan dengan korporasi besar.
Tetapi untuk selaras dengan sinopsis singkat tersebut, saya harus melalui 55 menit kolase adegan yang tidak memberikan satu petunjuk alur film. Saya ingat betul tentang 55 menit ini karena saya konstan melihat timer yang ada di player DVD akibat lelah dengan kolase yang "tak beralur" tersebut. Itu berarti hampir setengah film ini kita "dipaksa" menonton adegan demi adegan yang seolah tidak punya konektivitas satu sama lainnya.
Tapi di paruh kedua, terbayar sudah kolase tersebut. Ibarat sebuah puzzle, paruh kedua adalah effort untuk menyusun kolase tersebut menjadi satu grand-scenario yang indah. Rasanya saya harus angkat topi ke sutradara dan penulis naskah film ini, Tony Gilroy, sehingga ketika film berakhir saya masih ternganga menatap layar dan memaksa saya membaca siapa orang-orang yang berada di balik film ini. Film ini menampilkan George Clooney, yang akhir-akhir ini seolah menjadi jaminan mutu semua film yang dibintanginya (nevermind Batman and Robin, ok?). Lalu ada Tilda Swinton dan Sidney Pollack. Yang mengejutkan, ada nama Steven Soderbergh dan almarhum Anthony Minghella, yang bersama George Clooney menjadi produser eksekutif. Biasanya produser eksekutif dicantumkan untuk orang-orang yang "berjasa" memberi araan bagi terbuatnya sebuah film. Maka, mereka menjadi dukungan tepat bagi Tony Gilroy untuk memulai debut sebagai sutradara, setelah lama menjadi penulis naskah.
Seperti halnya film-film yang berangkat dari penulis naskah (misalnya film Paul Haggis), Michael Clayton memiliki presisi alur yang sangat brilian. Rasanya sedikit sekali detail kosong yang tampil di film ini, karena semua adegan memiliki peranan masing-masing dalam membentuk cerita. Ini hanya bisa didapat dari sebuah film yang ketat terhadap naskah. Jadi, bagi yang ingin menonton Michael Clayton, bersabarlah dengan kolase detail yang ada di awal film, dan tetap perhatikan karena semuanya akan bergabung menjadi satu kunci cerita yang memuaskan di akhir film.
Saya tidak akan bercerita banyak mengenai alur cerita. Saya ingin Anda merasakan pengalaman yang sama dengan saya ketika menonton "Michael Clayton". Menurut saya, ini adalah satu film terindah yang pernah saya rasakan. Rasakan, jangan hanya tonton!
4 komentar
Iya...liat film ini memang kudu sabar banget.
Tapi kesabaran itu berbuah manis dengan jalinan cerita yang rapi serta aksi para pemain yang prima, terutama Tilda Swinton
yweh... gua malah molor ya Uy... fufufufuuu ya udah, ntar malem gua nonton lagi deh... - Gene
Gw malah ngga nyadar kalo itu TIlda Swinton lho...hehehe.
Saya juga menyarankan pada kawan-kawan semua (hehe) untuk menonton, eh merasakan ya Man, film ini.
Posting Komentar