Grunge
Grunge adalah istilah musik yang paling susah didefinisikan. Sebetulnya term apa yang mendasari istilah itu? Mengacu pada sejarah, munculnya...
https://www.helmantaofani.com/2009/04/grunge.html
Grunge adalah istilah musik yang paling susah didefinisikan. Sebetulnya term apa yang mendasari istilah itu?
Mengacu pada sejarah, munculnya terminologi "grunge" ini sebetulnya hanya merupakan blow up dari pemilik label Sub Pop, Jonathan Poneman dan Bruce Pavitt untuk menjabarkan karakter musik dari band-band yang bernaung di bawah mereka. Karakter musik yang konon didefinisikan dalam bentuk distorsi gitar, sound heavy, dan reverb. Namun ketika makin membesar, akhirnya banyak band yang tidak masuk dalam klasifikasi itu turut terkena pelabelan "grunge" tersebut, yang saat ini sedikit lucu untuk dicermati.
Bila masih ada yang berkata bahwa Alice in Chains dan Pearl Jam itu adalah "grunge", dasarnya dari mana? Karena secara musik, mereka jelas tidak sama dengan Mudhoney dan Tad (dan juga Melvins), yang notabene musik mereka dijadikan landasan Pavitt/Poneman untuk men-tag sebagai "grunge". Bahkan Nirvana sekalipun punya jenis musik yang berbeda dibanding musik lain yang selabel dengan mereka (pada perkembangannya, justru kemudian Nirvana yang diasosiasikan dengan grunge).
Ed Vedder berkata di Newsweek awal April ini, "Kami bukan grunge. Bahkan Nirvana, Alice in Chains dan Soundgarden sekalipun juga bukan grunge. Saya pikir, satu-satunya band grunge yang masih ada saat ini hanyalah Mudhoney."
Mudhoney adalah band yang berdiri di atas fondasi dua personilnya, Mark Arm dan Steve Turner. Arm, yang bernama asli Mark McLoughlin adalah orang yang paling bertanggung jawab atas terminologi grunge. Suratnya ke sebuah majalah, yang menyebut musik Green River (band-nya bersama Stone Gossard dan Jeff Ament di mid80-an) sebagai "pure grunge pure shit" lantas dipakai Poneman untuk merangkum musik yang ada di labelnya.
Leighton Beezer, di film dokumentari Hype, juga mengambil riff dari Come On Down milik Green River untuk menggambarkan teori reversi kord punk yang dianut musisi grunge.
So, ketika kita bicara dalam term musik, grunge adalah musik yang dianut Green River, Mudhoney, Tad, Melvins, Soundgarden pada awal karir mereka, dan band-band lain yang sejenis. Shortlisted sekali, dan tidak sampai melebar ke band-band lain yang secara kasat mata mempunyai haluan musik yang berbeda. Pelabelan berdasar genre harus mempunyai kegayutan secara musikal. Thrash Metal misalnya yang jelas persamaan musik apa yang diambil. Atau Rap Metal, Blues Rock, dan sebagainya.
Grunge yang kemudian berkembang adalah sebuah eksploitasi budaya. Ketika bergerak keluar dari dunia musik, dan mulai menyentuh komoditi lain, maka sebuah budaya baru juga membutuhkan label. Maka, di awal 90-an, kita familiar juga dengan "grunge fashion", "grunge words", dan sebagainya sebagai sebuah gimmick sub-kultur. Itulah yang menjalarkan istilah grunge sehingga melebar ke mana-mana.
"Everybody love us, everybody love our town." - Mudhoney (Overblown)
Grunge juga berbeda dengan Seattle Sound. Nama terakhir ini dipakai majalah Melody Maker untuk melambungkan "grunge", lantaran mereka melihat diversifikasi musik dari kota asal Starbucks tersebut. Seattle Sound tidak salah bila mencatut Pearl Jam, Alice in Chains, Screaming Trees atau Nirvana. Seattle Sound adalah "langgam regionalisme" yang sejajar dengan istilah "Brit Rock/Pop", "Southern Rock", "New Wave of British Heavy Metal" dan "Bay Area Thrashers". Tapi bakal aneh bila melabelkan Seattle Sound ke Stone Temple Pilots, karena mereka berasal dari San Diego. Parahnya, Stone Temple Pilots juga sering disemat dengan genre grunge, di mana musik mereka tidak memiliki pendekatan yang sama dengan Mudhoney misalnya.
Lantas apa label yang tepat untuk merangkum semua band yang kita kenal dengan grunge? Pearl Jam, Soundgarden, Alice in Chains dan Nirvana bisa tetap menyemat gelar Big Four of Seattle Sound, tapi jelas mereka bukan grunge. Lalu Stone Temple Pilots, Smashing Pumpkins dan kawan-kawan yang bukan berasal dari Seattle? Tag lama berupa "Alternative Rock" lebih tepat, karena selain bisa menjangkau banyak band, nama itu juga memuat kaidah historis. Alternative Rock muncul menggeser mainstream glam-rock/new wave, betul-betul sebagai alternatif saat itu.
Well, wacana di atas hanyalah merupakan sedikit tinjauan historis. Label apapun, tujuannya adalah untuk memudahkan klasifikasi instead of mempersulitnya. So, tag yourself whatever suit you. Apalagi sekarang lebih gampang membuat tag, sekaligus membuat "genre" baru pula. Sama seperti kita mencermati "pop rock", "pop alternative", "melodic rock" dan sebagainya yang dikenal sebagai tagline band-band mainstream lokal.
"Pure grunge, pure shit!"
Ditulis guna memperingati 15 tahun meninggalnya Kurt Cobain, 7 tahun meninggalnya Layne Staley dan HUT ke-43 Mike McCready.
3 komentar
I'm so happy...
It's sunny outside...
hehehe
keep on rockin man .....www.daveplasenta.blogspot.com
CD Musik Asik - Ear catchy POST GRUNGE
Maaf, bukan bermaksud nge-junk..
Hanya ingin kabar-kabari sekalian numpang buka lapak...
Band post-grunge lagi ngluarin album perdana "Zero to Hero"
6 lagu asik-asik kok... ear-catchy buat abang and none...
Free ongkir untuk pulau jawa...
Cuman Rp 35.000,-
Biar ga ngerasa beli kucing dalam karung.. cicipin dulu deh sample2 lagunya di http://www.dividedbyzero.co.nr/
Posting Komentar