Top 25 Pearl Jam Songs (Part II: 20 - 16)
Objektivitas menjadi pokok utama yang ditanyakan beberapa rekan, menyusul daftar pertama (in case, bisa cek di sini ) 25 lagu terbaik Pearl...
https://www.helmantaofani.com/2009/09/top-25-pearl-jam-songs-part-ii-20-16.html
Objektivitas menjadi pokok utama yang ditanyakan beberapa rekan, menyusul daftar pertama (in case, bisa cek di sini) 25 lagu terbaik Pearl Jam. Itu pula yang awalnya ditanyakan pada daftar Charles Peelle ketika dia memulai countdown-nya.
Well, saya harus berkata bahwa urutan yang saya buat bukanlah daftar favorit saya. Malah, banyak lagu yang menjadi "my personal top 25" tidak masuk dalam daftar yang saya susun dengan embel-embel "se-objektif" mungkin. Mengacu pada pemahaman tentang objektif, paling gampang adalah berfikir sebagai pihak ketika. Bukan saya dan Pearl Jam, namun apa pandangan umum (dengan alasan yang mempunyai dasar) mengenai 25 lagu terbaik dari Pearl Jam.
Bila Grammy bisa menentukan, maka kita pun berhak menjadi juri bagi sebuah karya. Meski menyusun klasemen untuk sebuah karya apresiasi ini tak akan pernah bisa seobjektif hukum alam, karena "nature"-nya, karya itu merupakan hasil cipta dan karsa manusia yang tentu melibatkan emosi dan perasaan. Gayutnya ke apresiator, biasanya justru masuk dari situ.
Tapi tak bisa dipungkiri bahwa kegiatan membandingkan sebuah karya seni, pasti tak akan lolos dari masuknya aspek apresiasi subjektif dalam wujud selera, emosi dan sebagainya. Untuk itu, telah saya jelaskan pula kemarin bahwa untuk menyusun ini, saya mendengarkan setiap album dan butuh 4 hari sampai kompilasi didapat, untuk kemudian saya kirim ke Charles Peelle. Artinya, sedikit mungkin saya meminimalisir efek mood dan suasana templatif lain yang bisa mempengaruhi urutannya. So, saya bisa fokus ke achievement yang diraih band melalui lagu-lagu, dan seberapa besar dalam pandangan (objektif) saya hal itu signifikan.
All in all, daftar ini tidak sama dengan Top 25 My Most Favorite Pearl Jam Songs.
Well, let's roll down to the next 5...
20. TREMOR CHRIST (Vitalogy)
Bila ditanya salah satu lagi yang menunjukkan pencapaian terbaik kualitas vokal Eddie Vedder, maka lagu ini harusnya mendapatkan Grammy pula untuk Best Performance in Male Vocal. Band "hanya" menyediakan latar musikal (kecuali di intro dengan drum Dave Abbruzesse memberi tekstur 'masuk') untuk meng-ekspose vokal Vedder yang bermain di dua oktaf tinggi, sebelum mengakhiri dengan deep baritone maut-nya: "Turns the bow back, tows and/ drops the line//Puts his faith in love and tremor christ//".
19. GARDEN (Ten)
Riff gitar terbaik - dan diakui Vedder pada saat show di MSG, New York tahun 2008 - dari Stone Gossard. Nyawanya memang di ambience klasik yang dihasilkan sejak intro sampai verse. Maka, ketika pada era 2006-2007 band sempat berimprovisasi dengan mengganti intro, Garden seperti kurang menggigit, dan akhirnya dikembalikan ke "khittah"-nya mulai 2008 sampai saat ini. Keputusan yang jitu!
18. BREATH (OST Singles)
Komposisi hard rock yang merupakan era peninggalan Mother Love Bone masih mengakar kuat di lagu ini. Namun kepiawaian Vedder mengisi syair seolah bisa sedikit mereduksi efek glamor yang ditimbulkan riff melodis dari Stone Gossard. Pinnacle dari lagu ini, alih-alih sebuah melodi gitar seperti halnya lagu rock lain, adalah bait "If I knew where it was/ I would take you there/ There's much more than this..." yang merupakan komplimentari vokal atas riff dasar lagu yang asalnya berjudul Breath and a Scream ini.
17. LONG ROAD (Merkin Ball)
Banyak fans Pearl Jam yang mengapresiasi lagu ini berdasar versi "world music" buah masuknya musik Nusrat Fateh Ali Khan, di soundtrack Dead Man Walking. Itu memberi justifikasi atas pengembaraan musik yang menyentuh banyak ranah musikal oleh Eddie Vedder (terutama) dan kawan-kawan. Hebatnya, bila mendengar versi aslinya di album Merkin Ball, nuansa magis tak berkurang sama sekali, dengan Jack Irons mengisi part drum ritmis yang tetap memberi landasan "tribal".
16. INDIFFERENCE (Versus)
Bila Long Road bisa menyentuh World Music, maka lagu penutup dari album kedua, Versus ini mengenai kemampuan Pearl Jam menggubah sebuah lagu soul. Bas dari Jeff Ament menjadi panduan "bergerak" bagi semua elemen instumen dan vokal, di mana aspek terakhir dibawakan dengan sangat soulful oleh Vedder. Emosinya terasa ketika melantunkan bait demi bait pernyataan sikap, di antaranya yang selalu dikenang fans adalah "I will scream my lungs out/ until it fills the room//" dan coba dihayati sepenuh hati oleh para Jamily tatkala konser.
Posting Komentar