Top 25 Pearl Jam Songs (15 - 11)
Konsep objektivitas yang dibahas pada countdown sebelumnya menarik untuk dibahas. Sebetulnya, sesukar apakah mencoba berpikir objektif dal...
https://www.helmantaofani.com/2009/09/top-25-pearl-jam-songs-part-iii-15-11.html
Konsep objektivitas yang dibahas pada countdown sebelumnya menarik untuk dibahas. Sebetulnya, sesukar apakah mencoba berpikir objektif dalam menentukan 25 lagu yang saya anggap terbaik dari Pearl Jam, dengan melepas atribut favoritisme?
Sekitar tiga tahun yang lalu, dalam rangka kampanye offline "Spread the Jam", saya membuat sebuah CD kompilasi bertajuk "Pearl Jam for Beginner". Isinya sekitar 13 lagu yang berisi lagu-lagu Pearl Jam yang saya anggap paling pas untuk orang yang belum pernah mendengarkan atau asing terhadap band tersebut sebelumnya. Tentu saja, saya harus memilih dengan sensitivitas mereka yang kurang familier dengan Vedder dan kawan-kawan. Paling gampang, saya menjatuhkan pilihan ke 13 lagu yang saya anggap paling easy-listening, mempunya beat sederhana dan gampang dicerna. Last Kiss tentu masuk, di samping "hits-hits" lain. Dan akhirnya terwujudlah kompilasi tersebut yang sudah saya sebar, dan mungkin membantu mengenalkan Pearl Jam kepada beberapa orang.
Anyway, itu adalah gambaran sebuah proses untuk mencoba berpikir melalui pemikiran third party. Seperti halnya yang saya coba metodenya dalam menyusun Top 25 Pearl Jam Songs, untuk saya kirim ke Charles Peelle. Bagi yang membutuhkan daftar di urutan sebelumnya, bisa klik di sini:
Ranking 20 - 16
Ranking 25 - 21
So, mari kita lanjut daftarnya dengan melihat lagu apa yang berada di urutan 15 - 11.
15. FAITHFULL (Yield)
Tak hanya sajak yang mengenal pola ABBA. Faithfull (sengaja dibikin dobel "L") adalah lagu yang mempunyai struktur ABBA. Polanya adalahi intro, verse, chorus - chorus, verse, intro (outtro). Dan dobel chorus di tengah lagu bisa berfungsi maksimal sebagai klimaks yang berkarakter jamming, mengedepankan unsur tumbukan antar instrumen, dengan melodi hanya menjadi harmoni dan berada di layer yang tipis untuk memperingan riff-riff yang beradu. Sementara, Eddie Vedder tak lupa submit salah satu lirik terbaiknya mengenai eksistensialisme, meneruskan tradisi yang banyak dibahas di album sebelumnya, No Code. Simak bait: "M.Y.T.H is believe in a game control that keep us in a box of fear" yang merupakan salah satu quote paling inspiratif dari Vedder.
14. ANIMAL (Versus)
Stone Gossard menulis musik untuk lagu ini di fase awal sebelum ada Pearl Jam, yang dikenal fans sebagai lagu dengan kode "Weird A". Dan siapa yang menyangka bila Vedder menafsirkan juga frase Weird A itu dengan susunan lirik absurd (dengan tafsirannya yang sangat misterius), dan menggunakan awalan huruf pertama pula. Agresivitas lagu ini saling membahu bersama lagu pertama di album Versus (Go), sehingga konteks dengan kemunculannya di masa Seattle heyday yang saat itu betul-betul menghamba segala sesuatu yang berbau angst. Padahal secara musik, Weird A tak jauh berbeda dengan riff-riff Gossard lainnya, pasca Mother Love Bone yang menggabungkan ritem dan melodi untuk membentuk hook gitar yang catchy.
13. IMMORTALITY (Vitalogy)
Lagu ini tercipta dengan kord sederhana yang ditulis Vedder sebelum Kurt Cobain meninggal dunia. Jadi, tidak begitu tepat teori yang menyatakan Immortality ditulis atas dasar kematian Cobain. Pengaruhnya tetap ada, lantaran pasca meninggalnya Cobain, Vedder sedikit merubah verse-nya dengan "Scrawl dissolved/cigar box on the floor" yang sesuai dengan laporan kepolisian setelah olah TKP di lokasi bunuh dirinya Kurt Cobain. Mungkin liriknya (ketika ditulis pada awalnya) bercerita tentang suatu kejadian yang sama-sama melibatkan Vedder dan Cobain. Overall, kesimpulan yang menyebut bahwa lagu ini merupakan tributasi untuk Cobain tentu tak lepas dari fakta bahwa secara musik lagu ini sangat emosional. Dominasi verse di lagu ini justru membuatnya menyerupai balada, yang tentu akan tambah menghanyutkan.
12. IN MY TREE (No Code)
Judul lagu ini adalah analogi dari struktur lagu yang dibuat berdasar tetabuhan perkusi Jack Irons. Seperti halnya orang memanjat pohon, lagu ini dimulai dari bawah, yakni dengan oktaf terendah tatkala Vedder menggumamkan bait "Up here in my tree/newspaper matters much to me". Kemudian beralih ke oktaf kedua yang meninggi ketika sampai di baris "Wave to all my friends/they don't seem to notice me", sebelum mencapai puncak di "Up here so high I start to shake//Up here so high the sky I scrape//I'm so high I hold just/one breath here within my chest/Just like innocence//". Dan ketika di puncak pohon, seperti halnya orang yang dibekali misi penaklukan, adalah tempat ideal untuk melakukan introspeksi. Oleh karenanya, setelah berada di puncak oktaf, musik menjadi datar dan menyisakan space untuk gumaman "Eddie's down in his home/Oh, the blue sky it's his home//. Konsep yang luar biasa!
11. REARVIEWMIRROR (Versus)
Masih berbau angst, seperti halnya Animal, lagu yang musik dan liriknya ditulis Vedder ini dicatat oleh Cameron Crowe dalam artikel Rolling Stone sebagai lagu paling emosional yang pernah didengarnya. Rearviewmirror adalah sebuah extended jam dari sebaris riff gitar yang menjadi tulang punggung musiknya - dipakai dari intro, verse dan chorus - hanya dengan tempo yang berubah. Ini benar-benar seperti orang yang sedang kesal (dan konteks dengan liriknya), yang biasanya cenderung membuat bebunyian ritmis berulang-ulang dengan tempo yang makin cepat sesuai dengan naiknya emosi. Dengan demikian, musiknya juga merupakan pembenaran dari apa yang diungkapkan oleh Crowe di atas. Di atas panggung, RVM acap menjadi hidangan penutup main set lantaran nuansa extended jam-nya sering menjadi klimaks penampilan Pearl Jam di atas panggung.
Well then, berikutnya kita akan masuk ke Top 10 Pearl Jam Songs. Rencana saya akan menampilkan bentuk ulasan yang sedikit berbeda dibanding 15 lagu yang masuk sampai list kali ini. Yang jelas, it's not your average list. So, kira-kira lagu apa yang akan masuk di Top 10 Pearl Jam Songs?
Posting Komentar