AC Milan Players of the Decade
Tahun akan segera berganti. Tak seperti tahun lalu dan beberapa sebelumnya, tahun baru kali ini juga akan berarti pergantian dekade. Bagi AC...
https://www.helmantaofani.com/2009/12/ac-milan-players-of-decade.html?m=0
Tahun akan segera berganti. Tak seperti tahun lalu dan beberapa sebelumnya, tahun baru kali ini juga akan berarti pergantian dekade.
Bagi AC Milan, dekade 00's (baca: duaribuan) ini adalah dekade bittersweet. Mungkin bukan dekade terbaik dalam sejarah mereka layaknya dekade 90's yang mencatatkan mereka sebagai tim terbaik dalam satu dekade (dengan sematan "The Dream Team" di bawah Arrigo Sacchi dan "The Inincibles"-nya Fabio Capello). Namun tidak bisa dibilang buruk pula, lantaran Rossoneri sempat dominan di Eropa medio dekade ini, yang berujung dengan 3 kali tampil di final Liga Champions Eropa, dengan dua di antaranya sukses berbuah trofi. Noda ada di kompetisi domestik, dengan raihan hanya berupa 1 scudetto dan 1 Coppa Italia.
Selama pencapaian itu, pemain datang dan pergi meski core atau fondasinya tetap, dengan lamanya rejim Carlo Ancelotti memegang kendali. Oleh karena itu, cukup mudah sebetulnya menyusun list "Top 10 Players of the Decade" untuk klub dengan roster relatif stabil macam Milan.
Jadi, inilah 10 pemain terbaik Milan dalam dekade ini, yang turut menjaga reputasi Diavolo Rosso, utamanya di kancah Eropa.
10. DIDA
Meski menurun di akhir dekade, tapi penjaga gawang asal Brasil ini menjadi salah satu kunci sukses Milan media 00-an. Di awal dekade, Dida terkenal dengan sejumlah blundernya, yang berkulminasi dengan dipinjamkannya kiper berjuluk Baghera ini ke Corinthians. Di klub Brasil tersebut, Dida menemukan kembali sentuhannya dengan membawa Cori menjuarai Piala Interkontinental mengalahkan Manchester United. Itu membuat kepercayaan Milan menebal, dan akhirnya kembali menyerahkan sarung tangan nomer satu ke tangannya, menggeser Christian Abbiati. Di hari-hari baiknya, Dida sangat tangguh di bawah mistar gawang Milan.
9. SERGINHO
Bek sayap asal Brasil ini acap dituduh sebagai lubang di pertahanan Milan, konsekuensi dari karakter menyerangnya. Namun Ancelotti sempat menemukan pola yang mengoptimalkan dirinya dengan memasang Jaap Stam di sisi sebaliknya untuk menguatkan lini pertahanan. Aksi terbaik Sergio masih bisa disaksikan di YouTube ketika Milan menghancurkan Internazionale 6 gol tanpa balas. Durasi Sergio di Milan juga menjadi pertimbangan pemilihan dirinya dibanding "Pendolino", kompatriot Sergio yang bermain di sisi kanan, Cafu. Serginho juga pernah dicoba dan mematikan sebagai penyerang sayap kiri.
8. CLARENCE SEEDORF
Fans mungkin banyak menilai kontribusi pemain asal Belanda ini dengan amplitudo penilaian yang tinggi. Artinya, ketika bermain bagus, Seedorf sangat sempurna sebagai gelandang kreatif guna memecahkan kebuntuan dari lini tengah. Namun ketika visinya mentok, kadang dirinya malah memperlambat tempo. Tapi hal yang tak disangkal adalah konsistensinya dalam menembus starting line up sejak ditransfer dari Internazionale menjadi jawaban sahih kontribusinya di atas lapangan hijau.Selain itu, Seedorf juga memiliki jiwa kepemimpinan dan termasuk vokal menyuarakan aspirasi, sehingga pengaruhnya menular ke rekan setimnya.
7. GENNARO GATTUSO
Peran vital Ringhio mulai terasa ketika Andrea Pirlo membutuhkan sosok gelandang yang berkarakter keras untuk melapisi dirinya. Maka, potensi maksimal pemain yang aslinya berperan sebagai bek/sayap kanan ini bisa dikeluarkan, dan mengantarkannya sebagai pemain kelas dunia. Titel juara dunia bersama Italia adalah salah satu peak performanya.
6. ALESSANDRO NESTA
Ketika ditransfer dari Lazio, Nesta sudah menjadi pemain kelas dunia. Dirinya mampu menjaga konsistensi statusnya dengan menjalin tembok kokoh di lini belakang Milan bersama Paolo Maldini.Nesta sangat stabil dan kokoh, sehingga hanya sifat rentan cederanya yang mampu menghalangi mantan ikon Lazio ini dari kecemerlangan di lapangan hijau.
5. FILIPPO INZAGHI
Tak selalu mencetak gol, namun selalu ada ketika dibutuhkan. Masih membawa karakter oportunis yang jadi ciri khasnya kala berbaju Juventus, Pippo berkali-kali membawa keluar Milan dari cul de sac dengan gelontoran gol-gol pentingnya di fase-fase krusial kejuaraan, seperti dwigolnya ke gawang Liverpool, di final Liga Champions tahun 2007.
4. ANDRIY SHEVCHENKO
Predator terbaik yang dimiliki Milan di dekade 00-an. Mampu mencetak gol dengan banyak cara dan terus menorehkan rekor gol untuk Milan. Andai tak terbujuk rayuan uang Roman Abramovich, bukan tak mungkin rekor gol abadi milik Gunnar Nordahl akan dipecahkan pemain asal Ukraina ini.
3. PAOLO MALDINI
Satu-satunya anggota tim terbaik di dua dekade. Meraja penilaian pemain belakang di dekade 90an sebagai bek kiri, dan di dekade 00 sebagai bek sentral. Terus bermain dalam skala konsistensi puncak sampai pensiun musim lalu, dan menjadi simbol loyalitas dan profesionalisme.
2. KAKA
Langsung melejit usai ditransfer dari Sao Paulo, dan menyingkirkan dua maestro sekaligus, Rivaldo dan Rui Costa. Gelandang serang, yang juga berfungsi sebagai penyerang. Milan bertumpu padanya selama 4 tahun terakhir, dari sisi formasi dan juga pemecah kebuntuan, sebelum akhirnya hijrah ke Real Madrid musim lalu. Kontribusinya tak terbantahkan, dan dua leg melawan jagoan Inggris, Manchester United, di tahun 2007 adalah highlight karirnya bersama Rossoneri.
1. ANDREA PIRLO
Semua trofi pernah diraihnya: Piala Dunia, Liga Champion, Scudetto, Coppa Italia, Super Cup Eropa, Piala Dunia Antarklub dan sebagainya. Sejak dirotasi menjadi gelandang bertahan oleh Ancelotti, dari posisi aslinya yang striker, Pirlo melejit sebagai role model posisi baru dalam sepakbola. Ketenangannya mengawal lini tengah, sambil mengendalikan permainan menjadikannya elemen vital dalam perjuangan Milan sepanjang dekade 00-an. Trilli Campanello adalah pemain terbaik Milan di dekade duaribuan.
Big 15 (second tier nominees):
11. Massimo Ambrosini
Sang deputi kapten. Bila tak sering terkena cedera yang membuatnya absen lama, Max pasti sudah masuk ke Top 10.
12. Cafu
Tak jua aus meski pindah dari Roma dalam usia yang tak lagi muda.
13. Kakha Kaladze
Reliable dan jadi pilar utama ketika Nesta cedera berkepanjangan.
14. Alexandre Pato
Muncul di akhir dekade, namun langsung menyihir San Siro dengan bakatnya.
15. Alessandro Costacurta
Masih jadi andalan di awal dekade, menurun, kemudian sempat menemukan momentum kembali jelang pensiun sebagai bek kanan!
Posting Komentar