Empat Jenis Penggemar Bola
https://www.helmantaofani.com/2010/05/empat-jenis-penggemar-bola.html?m=0
Akhir pekan ini adalah suguhan akhir dari tayangan sepakbola musim 2009/2010. Liga-liga Eropa telah berakhir, refrain dari tiap musim mengusung lagu suka dan duka dari bermacam persona. Jeda sejenak, lalu gegap gempita sepakbola akan segera dimulai kembali. Tahun genap adalah tahun olahraga, dan 2010 adalah kalender Piala Dunia. Ini akan memicu "demam sepakbola" di negeri kita, seperti yang sudah-sudah.
Maka, pertanyaan umum yang standar muncul dalam rangka demam ini adalah: "Siapa jagoanmu?".
Pengalaman selama mengamati beberapa Piala Dunia, jawaban dari masyarakat Indonesia mudah ditebak. Yang jelas, tak mungkin mereka jawab Indonesia, lantaran negeri kita memang masih sebatas bermimpi menuju ke sana. Penggemar bola, dari pengamatan saya, bisa dibagi menjadi empat lapis.
Musiman
Yang pertama adalah penggemar empat tahunan (atau dua tahunan bila memasukkan Euro). Mereka adalah golongan yang sebetulnya tak terlampau larut dalam olahraga sepakbola, atau malah tidak terlalu mengerti dengan sepakbola. Partisipasi dalam Piala Dunia adalah sebuah obligasi sosial, laiknya kita bicara tentang politik di masa-masa pemilu. Kelompok ini biasanya akan condong menjagokan tim-tim yang secara historis dominan, atau terkenal dengan status powerhouse dalam sejarah sepakbola di ajang empat tahunan ini. Tim-tim seperti Brasil, Italia, Jerman dan Argentina akan menjadi pilihan otomatis. Yang selalu menjadi analisa adalah bahasan-bahasan lawas, seperti identifikasi samba dengan Brasil, total football dengan Belanda, catenaccio (atau kegantengan para pemain) Italia, dan sebagainya, meski kondisi aktual kadang tak relevan lagi.
Pro-Underdog
Kemudian yang kedua adalah mereka yang doyan dengan sepakbola, namun tak cukup banyak mengikuti Liga Sepakbola internasional, di mana komposisi pemain di Piala Dunia banyak berasal. Model semacam ini biasa juga "menjangkiti" para pendukung kesebelasan lokal. Beberapa suara suporter Persebaya, Persis Solo, Persib, dan klub tradisional lainnya memang menganggap sepakbola hanya sebatas bond yang mereka bela. Sisanya tidak penting lagi. Kelompok ini biasanya cenderung apatis. Mereka satu suara dengan pendukung kesebelasan yang negaranya tak lolos Piala Dunia. Namun bagi yang masih ingin "dianggap paham" tentang sepakbola internasional, solusinya adalah mendukung tim-tim underdog. Kamerun di Piala Dunia 1990, lalu Senegal, Turki dan Korea Selatan (ketiganya di Piala Dunia 2002) pernah menjadi basis bagi pendukung macam ini. Jadi, menarik kita simak tim apa yang akan menampung basis penggemar kelompok ini. Pantai Gading atau Ghana mungkin.
Glory Hunter
Komponen yang ketiga adalah yang paling masal. Bila di kalangan klub dikenal istilah glory hunter, maka masa Piala Dunia adalah momen yang tepat untuk menjaring para glory hunter. Biasanya mereka cukup update dengan banyak memantau euforia sepakbola via media. Anggotanya biasanya adalah mereka yang menyuka sepakbola namun belum terlalu lama. Mereka biasanya agresif berdebat tentang gaya sepakbola, teknik, dan sebagainya. Kelompok ini cenderung mendukung tim yang dijagokan atau dipuji media. Misalnya Spanyol, tim yang memang tengah on fire, namun secara basis pendukung belum terlalu "dalam", lantaran memang momentum suksesnya belum lama. Kesebelasan lain yang diperkuat pemain yang tengah top juga kadang menjadi sasaran kelompok ini. Nantikan kiprah pendukung tim Cristiano Ronaldo, tim Lionel Messi, tim Kaka dan seterusnya. Fase ini adalah fase preferensional, yang nantinya akan menyaring ke penggemar golongan keempat.
Tiga kelompok pendukung di atas biasanya juga memiliki jagoan lebih dari satu, alias menyiapkan alternatif. Piala Dunia adalah hiburan yang panjang bagi mereka, karena dengan mudah mereka berpindah tim untuk mengikuti turnamen dari pembukaan sampai final.
Fanatics
Yang paling akhir adalah orang yang sudah menentukan objektif mereka di Piala Dunia. Ini adalah bagian paling lazim dari suporter yang datang ke Afrika Selatan, atau yang negaranya berpartisipasi. Tentu, bagi mereka Piala Dunia hanyalah bab mengenai kiprah negara yang mereka dukung. Panjang kompetisi, dan juga nilai turnamen ini diukur dari pencapaian negara mereka. Tapi, tidak semua pendukung mereka adalah warga negara mereka. Beberapa komunitas internasional dalam berbagai warna, termasuk Indonesia, biasanya turut pula menjadi suporter setia negara tertentu berkat ikatan pengalaman menahun. Mereka telah mengikuti sepak terjang negara yang mereka dukung, semenjak kualifikasi, turnamen yang lampau dan seterusnya. Sebagai contoh, Inggris dan Italia dikenal memiliki basis pendukung fanatik yang tidak sedikit di Indonesia, karena ikatan liga mereka. Penggemar Argentina dan Belanda yang fanatik di negeri kita juga dimulai dari perjalanan panjang bermula dari sekadar glory hunter di masa lampau, kemudian menjadi penggemar fanatik.
Tapi model demografi bola tersebut tak selalu mengikat juga. Masih besar juga kemungkinan penggemar sepakbola yang berada di luar lingkar-lingkar, atau irisan dari himpunan, sebagaimana diagram venn dulu diajarkan di sekolah menengah.
Jadi, apa jagoan Anda di Piala Dunia nanti?
1 komentar
ah, aku tahu kalau dirimu pasti berada di level keempat...fanatics..!!
hehehe..i
Posting Komentar