Jamaah Maideniyah dan Atraksi 16 Lagu
"Hay, kamu dimana?' "Udah di dalam venue nih! Lu cari aja, gua pake baju item ada tulisan Iron Maiden." Just give it a tr...
https://www.helmantaofani.com/2011/02/jamaah-maideniyah-dan-atraksi-16-lagu.html
"Hay, kamu dimana?'
"Udah di dalam venue nih! Lu cari aja, gua pake baju item ada tulisan Iron Maiden."
Just give it a try... :)
Konser Iron Maiden semalam memang menjadi gathering akbar pecinta musik rock dari era kejayaan. Sembari menunggu Maiden muncul, lagu-lagu rock klasik berkumandang di PA, dan memicu karaoke bersama yang sangat menyenangkan. Sejenak, kita kembali ke masa kejayaan musik sebelum hiruk pikuk boyband, Justin Bieber dan kontroversi Lady Gaga mengemuka. Mengutip lagu Maiden, sesaat yang berada di Pantai Karnaval Ancol memang saudara sedarah, Blood Brothers - kecuali para copet dan penjual air mineral yang seenak jidat menaikkan harga.
Jam 9 tepat, Iron Maiden membuka dengan playback Doctor Doctor, lagu UFO - yang menjadi semacam introduksi. Lalu layar lebar menampilkan film petualangan angkasa luar yang menjadi tema album Final Frontier, sambil memainkan playback Satelite 15 untuk mengantar ke tembang perdana, The Final Frontier.
El Dorado, jawara Grammy untuk Best Metal Performance menyambut berikut dengan intronya yang khas. Disusul histeria massa kala 2 Minutes to Midnight mengumandang. Saya dan si Kuda, yang ada di rombongan, mempraktekkan gestur isyarat tangan yang sudah kami pelajari dari kru Maiden di film Flight 666.
Janick Gers memetik gitar akustiknya, untuk mengantar ke The Talisman, sekaligus sedikit revisi sound yang lebih naik gain-nya (kata mas Eko, yang tumben detail perhatian ke masalah sound). Usai The Talisman, Bruce Dickinson baru menyapa penggemar Jakarta yang baru pertama mereka jumpai. Bercerita mengenai jauh dari rumah, Bruce ingin menjadikan Jakarta rumah sesaat bagi rombongan yang dibawa dengan "thunderbird" Ed Force One. Menyimak liriknya, ini memang related dengan pengalaman Bruce, yang seorang pilot berlisensi, kala menerbangkan sendiri kru, band dan keluarganya melalui pesawat Boeing 737.
Banyak lagu-lagu baru Maiden di album Final Frontier (dan beberapa album sebelumnya), yang sebetulnya coba saya hafal di dua hari sebelum konser. Namun, struktur lagu yang tidak banyak reffrain, dan lebih ke konsep bertutur cerita membuatnya susah dihafal. Beruntung, para awak musik Maiden sangat peka melodi, sehingga penonton masih bisa koor mengikuti melodi-melodi dari Dance of Death, Blood Brothers dan When the Wild Wind Blows. Perkecualian tentu pada saat The Trooper muncul yang kembali membuat goncang pantai karnaval, menyambut Bruce Dickinson berkostum prajurit Britania di perang Krimea.
When the Wild Wind Blows, balada apokaliptik, menutup set lagu-lagu baru, mengantar ke time travel album lawas sebagaimana dijanjikan Iron Maiden, kala mereka mengunjungi negara yang belum pernah dikunjungi.
The Evil That Men Do mengawali koor massal, sebelum klimaks terjadi pada Fear of the Dark. Barangkali lagu paling populer dari Maiden di Indonesia. Entah itu koor "ooo...ooo", atau menyanyikan verse dan chorus, penonton tampak fasih mengikuti dari awal sampai akhir.
Iron Maiden, lagu anthem dari era Paul Di Anno menutup set utama. Hanya berjarak beberapa menit, khutbah mengenai angka 666 muncul di PA. Mengawali encore adalah nomer klasik The Number of the Beast. Disusul dengan Hallowed Be Thy Name.
Seperti juga konser sebelumnya, Running Free menutup show malam itu yang tidak ditandai dengan group bow ke audiens. Sehingga, saya sempat berpikir mereka akan hadirkan kejutan dengan encore kedua. Faktanya, set tetap ditutup di bilangan 16 lagu, dan wajah-wajah sumringah yang mayoritas berkaos hitam bergambar Iron Maiden, segera tinggalkan venue.
Sedikit lag dari masa mereka populer sekitar 2 dekade lalu di negeri kita, Iron Maiden membuktikan diri masih tetap relevan. Bruce Dickinson, Steve Harris, Nicko McBrain, dan trio gitaris Adrian Smith, Janick Gers dan Dave Murray tampak masih tetap sehat dengan atraksi-atraksi mereka yang menarik ribuan jamaah bernama Troopers. Blood brothers dalam ikatan musik rock (atau metal).
Up the Irons!
Iron Maiden
The Final Frontier World Tour 2011
Pantai Karnaval, Ancol
Kamis, 17 Februari 2011
Setlist:
Intro: Doctor Doctor (UFO)
01. Satelite 15... The Final Frontier
02. El Dorado
03. 2 Minutes to Midnight
04. The Talisman
05. Coming Home
06. Dance of Death
07. The Trooper
08. The Wicker Man
09. Blood Brothers
10. When the Wild Wind Blows
11. The Evil That Men Do
12. Fear of the Dark
13. Iron Maiden
Encore:
14. The Number of the Beast
15. Hallowed Be Thy Name
16. Running Free
Setlist Comment:
Sebetulnya setlist Iron Maiden sudah diantisipasi begitu kickoff tur dimulai dengan Moskow sebagai kota pembuka. Tradisi Steve Harris dkk memang mereka jarang mengganti setlist sepanjang tur, dan langsung terbukti dengan show kedua di Singapura, yang hanya merotasi urutan Wind Blows dan Evil That Men Do.
Dan di Jakarta, rotasi sedikit lebih banyak, ketika The Talisman merangsek naik setelah 2 Minutes, dan The Wicker Man tidak lagi memecah Blood Brothers dan Wind Blows back to back (dua nomor panjang dan lama).
Fans having their blast manakala lagu-lagu klasik berkumandang. Histeria perdana pecah kala 2 Minutes to Midnight tampil sebagai nomor lawas yang pertama kali dibawa. Bagi saya dan rombongan PJ.Id yang sudah mempelajari setlist, fakta bahwa Wind Blows berakhir sangat menyenangkan karena 6 lagu sisa akan berasal dari era dimana Maiden begitu penting bagi semua remaja yang tumbuh di 80an dan 90an (era dimana musik sangat relevan). Dan klimaks rasanya ada di Fear of the Dark, as always, memicu koor fantastis.
Posting Komentar