Wawancara dengan Jonathan Cohen (Bag 2)
Menyambung wawancara yang di-publish sebelumnya, berikut episode dua interview The Uncool dengan salah satu penulis PJ20, Jonathan Cohen....
https://www.helmantaofani.com/2011/09/wawancara-dengan-jonathan-cohen-bag-2.html
Menyambung wawancara yang di-publish sebelumnya, berikut episode dua interview The Uncool dengan salah satu penulis PJ20, Jonathan Cohen.
Inilah bagian akhir wawancara kami dengan penulis PJ20, Jonathan Cohen. Kami membahas tentang tantangan selama proses penyusunan. Selain itu dibahas juga aspek desain dari buku dan hal-hal tentang musik. Kami berharap petikan wawancara ini bisa Anda nikmati.
Saya tahu bahwa Anda mempunyai akses ke arsip wawancara Cameron Crowe dengan band untuk film PJ20. Apakah Anda memang bertujuan untuk membuat buku sebagai pendukung film, atau buku yang berdiri sendiri?
Kami tak pernah membahasnya. Tentu saja, karena Cameron memberikan transkrip wawancara kepada kami, ada beberapa pembahasan yang sama antara buku dan film. Ia mempunyai banyak materi bagus yang bisa digunakan untuk filmnya. Ketika memberikan transkirpnya kepada kami, ia membaginya dalam beberapa indeks berdasarkan topik. Misalnya, ketika dibawah subject "Daughter", kami bisa dengan mudah menemukan kutipan-kutipan dari Eddie, atau Stone. Kami kemudian bisa mengombinasikannya dengan materi yang telah kami punyai. Saya pikir itu sangat membantu untuk menentukan materi terbaik bagi buku.
Apakah ada pembahasan tentang sejarah Pearl Jam yang sukar untuk ditemukan jawaban (kejadian) sebenarnya?
Ada beberapa blank spots di periode awal kronologi konser band. Kami ingin memastikan, apakah itu show ketiga atau keempat mereka? Tapi rata-rata hal semacam itu bisa diatasi. Juga kisah bagaiman Eddie mendapatkan kaset demo, yang telah diceritakan berulang-ulang dalam berbagai versi sehingga malah kejadian sebenarnya jadi tertutup. Versi yang diketahui umum sudah cukup jelas, tapi kurang akurat.
Bagaimana menentukan desain keseluruhan dari tampilan buku?
Semua kredit layak disematkan ke Regan Hagar, yang membuat halaman demi halaman jadi nyata. Jeff Ament dan Eddie Vedder juga banyak memberikan masukan. Saya sangat menyukai tampilan kolase dari bukunya. Tidak banyak gambar yang mempunyai caption, tapi itu sudah cukup menjelaskan. Misalnya ketika melihat (gambar) Pearl Jam dan Neil Young jamming, meski pembahasannya ada di beberapa halaman sebelumnya.
Apa album PJ favorit Anda?
No Code, karena album tersebut jelas memisahkan dua era dari band. Saya sangat menyukai bagaimana Jack Irons membawa nuansa yang berbeda dalam sound PJ. Mereka menjadi lebih groovy dan lebih lepas. Saya menyukai semua lagu di album tersebut. Pastinya, itu membuat beberapa fans kasual bingung karena benar-benar berbeda dari album sebelumnya. No Code adalah titik start fans hardcore PJ. Fans kasual berhenti menggemari mereka, dan fans hardcore berujar, "Ya, inilah band yang saya suka. Dan saya akan mengikuti mereka kemanapun arah kreativitas mereka."
Bagaimana dengan kenangan konser yang paling berkesan?
Wah, ini pilihan yang sulit. Saya pikir, konser di Santa Barbara tahun 2003. Itu adalah kali pertama Chris Cornell menyanyikan "Hungerstrike" dalam reuni Temple of the Dogs setelah 11 tahun. Jack Irons juga bermain pada konser tersebut. Rasanya juga seperti akhir sebuah era.
Apa lagu Pearl Jam yang paling Anda suka?
Saya jelas akan berpihak ke lagu-lagu keras macam "Last Exit", "Brain of J" (Jonathan Cohen mempunyai akun twitter dengan nama @brainofjoacohen - ed), "Life Wasted", "Habit", "Mankind", "Hail Hail". Lagu-lagu semacam itu.
Apa proyek Anda selanjutnya?
Saya belum merencanakannya. Kembali bersama Late Night with Jimmy Fallon yang jelas. Ini merupakan pengalaman yang sangat menyenangkan, dan saya berterima kasih kepada Pearl Jam dan semua pihak yang terlibat dalam proyek ini.
Terima kasih untuk Jonathan Cohen dan Nicole Vandenberg atas bantuannya dalam wawancara ini. Buku PJ20 kini telah tersedia! Di dalamnya ada kata pengantar dari Cameron Crowe, dan juga wawancara dengan Bruce Springsteen, Neil Young, Neil Finn, dan Dave Grohl. Banyak juga diisi dengan gambar dan foto menarik dari 20 tahun sejarah Pearl Jam.
Taken from: The Uncool
Buku PJ20 dapat di-order melalui Sunday Store
Posting Komentar