Just Breathe, Simfoni Pensiun Willie Nelson
Sesuai muatan lagunya, tampaknya Willie Nelson memilih Just Breathe milik Pearl Jam dengan satu tujuan Bagi saya, impresi paling melekat usa...
https://www.helmantaofani.com/2012/04/just-breathe-simfoni-pensiun-willie.html?m=0
Sesuai muatan lagunya, tampaknya Willie Nelson memilih Just Breathe milik Pearl Jam dengan satu tujuan
Bagi saya, impresi paling melekat usai mendengarkan Just Breathe (salah satu lagu di album kesembilan Pearl Jam) adalah film About Schmidt.
About Schmidt yang dibintangi Jack Nicholson berkisah tentang kehampaan yang dirasakan seorang ketika ditinggal pasangan hidupnya. Dengan aura dan tema yang disatukan Eddie Vedder, maka saya berpendapat bahwa "Just Breathe" adalah statement dari manula yang sudah accompli dalam hidupnya, lalu tinggal menunggu Sang Pencipta memanggilnya.
Sembari pasrah (just breathe), ia mengenang significant other-nya yang mungkin sudah mendahuluinya. Mengungkapkan kerinduan-kerinduan.
Tampaknya, asumsi saya diperkuat oleh keputusan Willie Nelson untuk memilih Just Breathe sebagai "focus track" dari album terbarunya Heroes. Sang legenda musik country memilih lagu Pearl Jam ini sebagai single utamanya, dalam rendisi ulang yang digawangi bersama anaknya, Lukas.
Situs Taste of Country mengungkapkan kemungkinan Heroes adalah album perpisahan Willie (kini 78 tahun). Just Breathe sengaja dipilih sebagai focal tone, sebagai allude perpisahannya. Mendengarkan rendisinya, kita tak bisa menolak anggapan itu. Just Breathe yang memang di versi aslinya lekat dengan aroma yodel mengalun lebih konteks dalam suara jompo Willie Nelson.
Heroes sendiri merupakan album cover. Just Breathe adalah salah satu tembang daur ulang yang dipilih oleh Willie Nelson. Legenda musik folk/country Amerika Serikat lainnya, Johnny Cash, juga memilih album cover sebagai testimoni terakhirnya. Saat itu, Cash - yang seangkatan dengan Nelson - menyanyikan rendisi Hurt milik Nine Inch Nails.
Willie tampak bersiap pensiun dari dunia musik yang telah menjadi pasangan hidupnya. Ia bersiap untuk pasrah menjalani hari-hari tuanya sebelum Tuhan akan memanggilnya untuk bermain simfoni di surga. Ia seolah berpesan kepada generasi di bawahnya - melalui simbolisme partner duetnya, Lukas Nelson.
Bagi saya, impresi paling melekat usai mendengarkan Just Breathe (salah satu lagu di album kesembilan Pearl Jam) adalah film About Schmidt.
About Schmidt yang dibintangi Jack Nicholson berkisah tentang kehampaan yang dirasakan seorang ketika ditinggal pasangan hidupnya. Dengan aura dan tema yang disatukan Eddie Vedder, maka saya berpendapat bahwa "Just Breathe" adalah statement dari manula yang sudah accompli dalam hidupnya, lalu tinggal menunggu Sang Pencipta memanggilnya.
Yes I understand that every life must end.
As we sit alone, I know someday we must go.
Sembari pasrah (just breathe), ia mengenang significant other-nya yang mungkin sudah mendahuluinya. Mengungkapkan kerinduan-kerinduan.
Did I say that I miss you.
Did I say that I want you.
Tampaknya, asumsi saya diperkuat oleh keputusan Willie Nelson untuk memilih Just Breathe sebagai "focus track" dari album terbarunya Heroes. Sang legenda musik country memilih lagu Pearl Jam ini sebagai single utamanya, dalam rendisi ulang yang digawangi bersama anaknya, Lukas.
Situs Taste of Country mengungkapkan kemungkinan Heroes adalah album perpisahan Willie (kini 78 tahun). Just Breathe sengaja dipilih sebagai focal tone, sebagai allude perpisahannya. Mendengarkan rendisinya, kita tak bisa menolak anggapan itu. Just Breathe yang memang di versi aslinya lekat dengan aroma yodel mengalun lebih konteks dalam suara jompo Willie Nelson.
Heroes sendiri merupakan album cover. Just Breathe adalah salah satu tembang daur ulang yang dipilih oleh Willie Nelson. Legenda musik folk/country Amerika Serikat lainnya, Johnny Cash, juga memilih album cover sebagai testimoni terakhirnya. Saat itu, Cash - yang seangkatan dengan Nelson - menyanyikan rendisi Hurt milik Nine Inch Nails.
Willie tampak bersiap pensiun dari dunia musik yang telah menjadi pasangan hidupnya. Ia bersiap untuk pasrah menjalani hari-hari tuanya sebelum Tuhan akan memanggilnya untuk bermain simfoni di surga. Ia seolah berpesan kepada generasi di bawahnya - melalui simbolisme partner duetnya, Lukas Nelson.
Stay with me, let's just breathe.
Posting Komentar