Merawat Kehidupan

Seumur-umur, saya belum pernah memelihara tanaman. Jaman kecil dulu, saya pernah memelihara ayam, lele, lalu kucing - tapi belum pernah...


Seumur-umur, saya belum pernah memelihara tanaman. Jaman kecil dulu, saya pernah memelihara ayam, lele, lalu kucing - tapi belum pernah tanaman. Ayah dulu punya pekarangan sangat kecil yang ia tanami pohon belimbing dan jeruk. Semua sukses berbuah, tapi saya tidak ada peran di situ.


Ketika pertama punya rumah sendiri di Surabaya, saya membayangkan halaman nan asri penuh dengan pepohonan lebat. Itu adalah kali pertama saya berpikir untuk menumbuh dan merawat tanaman. Tapi belum terealisasi, malah keduluan mertua saya yang sukses membesarkan sebuah pohon mangga. Rumput jepang yang dulu saya janjikan bakal menjadi hamparan karpet ke istri (ketika pertama propose menanam) tidak terurus. Oleh karena itu, ketika pindah ke Bintaro dan mendapati rumah kami nirhalaman, saya tidak berkeberatan.


Sesaat setelah pindah rumah, Gina - istri saya - menambahi beberapa tanaman kecil untuk menghaluskan halaman yang gersang. Beberapa pot tanaman rambat, sansiviera, lidah buaya, pohon berdaun lebat - entah namanya - dan satu pot pemberian kawan ketika housewarming. Dulu, ada ART yang rajin menyirami tiap sore dan tanaman tetap hijau segar setiap hari. Saya malah jarang notice.

Seminggu lalu, sepulang dari kampung usai Lebaran, perhatian saya malah tersita ke deretan pot dengan tumbuhan kering. Sekitar 10 hari tak mendapat asupan air di musim kemarau sangat menyiksa ternyata bagi tanaman-tanaman tersebut. Pohon di pot terbesar yang biasanya berdaun banyak menjadi kering, daun berguguran dan kini berwarna coklat. Yang paling parah, tanaman di pot pemberian kawan juga ikut mengering - cenderung sekarat. ART tak lagi balik, maka kini tanggung jawab untuk menyelamatkan nyawa tumbuhan menjadi beban saya.

Setiap pagi kini saya mempunyai ritual baru untuk memberi air ke pot-pot tanaman malang tersebut. Ini sudah berjalan sekitar seminggu lebih. Dengan cemas, usai menyiram saya jadi mengamati tumbuh-tumbuhan tersebut, apakah jadi mati atau ada tanda-tanda kehidupan. Di pot pemberian kawan, belum ada tanda-tanda khusus apakah tanaman resmi mati ataukah tengah memperbarui diri. Sedang di pot paling besar, saya melihat tunas-tunas daun yang baru semakin banyak, meski masih jauh dari kriteria rimbun. Setidaknya ada aktivitas kehidupan di sana. Senang sekali melihatnya.

Saya jadi merasa punya challenge untuk mengembalikan hijaunya makhluk-makhluk Tuhan tersebut, setidaknya kembali seperti sedia kala, lalu bertumbuh. Bila itu terpenuhi, saya berpikir untuk membesarkan sebuah pohon yang nantinya bisa besar dan rindang.

Merawat tanaman menyenangkan ternyata. Ada aktivitas zen di dalamnya yang membuat saya bisa melihat sudut lain dari kehidupan. Symbolically, tulisan ini juga bermakna ganda untuk blog dan aktivitas menulis yang sempat saya tinggalkan. Saya ingi menyiraminya lagi agar bisa menjadi bagian nyata dari kehidupan saya.

Related

random notes 7436336383619071773

Posting Komentar Default Comments

1 komentar

wustuk mengatakan...

Kebalikan gua nih! Gua demen banget nanem pohon, dulu. Sekarang sih kagak pernah, bwahahaha!

Seinget gua, tidak ada tanaman yg gua tanam yg mati. Kata orang sih gua bertangan dingin. Kalo kata gua mah, gua bertangan dua

Hot in WeekRecentComments

Recent

Konser Green Day, Redemsi yang Mengisi Memori

Konser Green Day di Jakarta, Sabtu (15/2) lalu membuka banyak catatan bagi diri saya. Hajatan tersebut menjadi redemsi bagi saya atas ikhtiar yang tertunda setengah dekade.Sekitaran hari ini, lima tah...

Konser Pearl Jam Nite XII, Energi dari Kolektivitas Penampilan

Lama tak dihelat, Pearl Jam Nite XII meluncur di Bandung. Event bertajuk Alive at The Star ini diadakan di (sesuai namanya) The Star, yang menyatu dengan Avery Hotel Bandung pada hari Sabtu, 9 Novembe...

Narasi Reaktif untuk Album Pearl Jam, Dark Matter

Terpaut 4 tahun dari album terakhirnya, Pearl Jam kembali dengan meluncurkan Dark Matter yang dirilis tengah malam WIB tadi (19 April 2024).Album sebelumnya, Gigaton (2020) memegang rekor sebagai albu...

Suar Industri Sinema dalam Film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film

Menonton "Jatuh Cinta Seperti di Film-Film" mengingatkan lagi memori sekitar awal 2000-an, mengenai jalur apa yang mesti diambil sinema Indonesia agar bisa bersaing dan punya unique selling point?Pada...

Kedekatan Dune dan Konteks Dunia Nyata

Sebagai penonton yang lumayan paham dengan sejarah Islam dan sedikit dunia Arab, film Dune jadi bisa dinikmati lebih dalam.Ada yang belum menonton Dune? Saat ini seri keduanya tengah mengisi gedung pe...

Comments

Anonymous:

Katanya menjadi ustadz,ini kok pendeta?

Faizal jam:

selalu renyah membaca tulisan helman ini, bahasa luwes & ringan, sehingga ga bosen membacanya. cuma masukan aja, ada tradisi dari PJ nite 1 hingga ke-12, yaitu koor bareng antara vocalist & au...

papa4d:

Thanks on your marvelous posting! I seriously enjoyed reading it, you may be a great author

Anonymous:

"It seems silly, like, 'We cannot have real roulette however we will to} have this,' " Lockwood says. "But it is certified everywhere in the the} country as a slot machine, not ...

Anonymous:

In Germany and lots of|and lots of} other countries, the earnings from lotteries and betting swimming pools are used to subsidize newbie sports. Major League Soccer the highest soccer league within th...

Ads

Popular

Arsip Blog

Ads

Translate

item