Pelajaran Setlist Weezer
Memainkan satu album secara penuh dan urut bukan barang asing dalam satu konser. Band progresif seperti Pink Floyd dan Dream Theatre bahk...
https://www.helmantaofani.com/2013/01/pelajaran-setlist-weezer.html
Memainkan satu album secara penuh dan urut bukan barang asing dalam satu konser. Band progresif seperti Pink Floyd dan Dream Theatre bahkan memiliki konsep untuk memainkan hal itu, tentu dilandasi dengan fakta bahwa album yang mereka bawakan notabene merupakan concept album. Tetapi band non-progressive sans concept album juga tercatat beberapa kali bawakan setlist kopi dari trek album.
Pearl Jam pernah bawakan album Ten dan Avocado secara utuh dalam beberapa kali konser. Metallica bahkan pernah membuat tur yang memuat repertoir album Master of Puppets dan Black Album.
Membuat fixed setlist berupa memainkan album in its entirety and order adalah tantangan tersendiri. Mengapa? Karena audiens sudah mengetahui urutan lagu (seperti di albumnya), sehingga tidak bisa bermain roller-coaster emosi dengan setlist. Dan di sinilah "keanehan" setlist Weezer terletak.
Semua band selain Weezer yang saya sebut di atas meletakkan fixed setlist di awal atau tengah-tengah konser. Yang jelas tidak di akhir konser. Biasanya mereka mempunyai encore yang disambung dengan random setlist. Nah, untuk Weezer mereka malah membaliknya. Random setlist, yang disebut Greatest Hits, ditaruh di awa, dan diakhiri dengan babak kedua berupa fixed setlist. Ini membuat konser berjalan turun secara grafik emosi.
Ketika set Greatest Hits selesai, audiens tidak mempunyai agenda lain untuk menanti "kejutan" lagu. Ini seperti menonton film dan sudah tahu alur melalui spoiler. Meski beberapa hit dari album debut nan fenomenal masih bisa membawa singalong ribuan audiens, tapi saya juga menangkap nada-nada "cemas" begitu Buddy Holly, In the Garage, dan seterusnya berlalu.
So, usai Only in Dreams yang mengakhiri set konser Weezer di Jakarta Selasa (9/1) lalu, saya masih enggan beranjak. Agak tak percaya mereka tak menambah encore dengan satu-dua lagu final bow yang akan membuat impresi bagus di audiens.
Sedikit iri sebenarnya dengan konser sebelum tur Greatest Hits. Menilik riwayat Matt Sharp dkk, mereka acap membuat kejutan dengan menyisipkan cover seru macam Talk Dirty to Me, atau mengakhiri konser dengan lagu cooling down, Say It Ain't So.
Sepertinya akan lebih seru bila konsepnya di balik. Konser diakhiri dengan set Greatest Hits.
Setlist Weezer di Jakarta bisa diakses di sini.
Posting Komentar