Ray in Peace
20 Mei 2013, di usia 74 tahun, kibordis yang sekaligus pendiri The Doors, Ray Manzarek, dinyatakan meninggal dunia. Usianya memang tak ...
https://www.helmantaofani.com/2013/05/ray-in-peace.html?m=0
20 Mei 2013, di usia 74 tahun, kibordis yang sekaligus pendiri The Doors, Ray Manzarek, dinyatakan meninggal dunia. Usianya memang tak lagi muda, tapi saya masih belum begitu percaya bahwa salah satu jenius berbakat di dunia musik ini sudah tidak ada.
Ketika sebagian besar (99%) orang memuja Jim Morrison kala mengenal The Doors, saya dari awal cenderung ke kubu Ray Manzarek. Sahabat Jim yang berkacamata ini kebetulan mempunyai tanggal lahir yang sama dengan saya, 12 Februari. Ia adalah ice-breaker saya ketika berbicara tanggal lahir.
"12 Februari. Saya merayakan ulang tahun bersama Abraham Lincoln, Charles Darwin, dan Ray Manzarek," demikian ucapan yang sering saya lontarkan.
Ray adalah kibordis yang otaknya terbelah menjadi banyak bagian. Bila berbicara multitasking, ia adalah contoh sempurna. Dengan karakter Jim yang on-off, Ray acap menekel tugas Jimbo di atas pentas. Sering terjadi ia menyanyikan part lagu The Doors menghadap mik, tangan kiri menekan tuts kibor atas mendendangkan bas, sementara tangan kanan di kibor bawah memencet ritem dan melodi. And the fire were lit, The Doors juga melegenda tanpa perlu meregistrasi pemain bas resmi.
Usai Jimbo menghilang dari dunia, Ray membawa panji The Doors bersama Robby Krieger dan John Densmore. Nama terakhir keluar dari kongsi dan bertempur melawan faksi Manzarek-Krieger di pengadilan untuk mencegah mereka membawakan panji The Doors.
"Saya hanya akan mengakui The Doors bila mereka bisa membujuk Eddie Vedder untuk gantikan Jimbo," tegas Densmore. Ini sempat terwujud dalam gelaran Rock N Roll Hall of Fame yang menandai kembalinya The Doors minus Jimbo pada awal 1990-an. Eddie Vedder tampil sebagai vokalis di tiga lagu.
Tapi Ian Astbury yang akhirnya dipilih Manzarek-Krieger dengan nama The Doors in 21st Century, meninggalkan Densmore. Namun dengan segala konflik, ketika berita Ray tiada, Densmore-pun mengenang:
"Hanya Ray yang bisa masuk ke jiwa Jim Morrison," ujar Densmore sebagaimana dikutip New York Times. "Saya juga merasa kehilangan salah satu bagian jiwa saya dengan perginya Ray."
Selamat jalan Ray Manzarek. Rasanya di alam berikut sedang terjadi reinkarnasi kejadian di awal 1960-an ketika dua mahasiswa film menyatukan visi transendental dalam wujud musik.
He broke on through to the otherside.
Posting Komentar