Paradoks Manusia Baja (2/2)
Bangsa Krypton menjadi jalan masuk bagi Christoper Nolan dan Zack Snyder untuk menghidupkan kembali Superman lewat Man of Steel . Film ...
https://www.helmantaofani.com/2013/06/paradoks-man-of-steel-22.html?m=0
Bangsa Krypton menjadi jalan masuk bagi Christoper Nolan dan Zack Snyder untuk menghidupkan kembali Superman lewat Man of Steel. Film ini juga memutus mentah-mentah jalinan kisah yang dibuat Richard Donner dan diteruskan Bryan Singer di film sebelumnya.
Latar belakang Kal-El direntang ke belakang sebelum ia amblas ke bumi dan menjadi Clark Kent (Henry Cavill). Dari sini masih banyak ruang imrpovisasi terutama untuk memberi penekanan makna tentang misi pengiriman si bayi El, serta memperkenalkan General Zod (Michael Shannon), villain pertama yang muncul di versi Nolan-Snyder.
Di bumi, film tak mempunyai banyak frame untuk menjelaskan evolusi sang manusia baja dari kecil hingga ia menjadi Superman. Teknik kolase antarmasa menjadi pilihan, senada dengan Batman Begins yang digarap Nolan untuk menceritakan awal Bruce Wayne menjadi Batman.
Hanya saja, banyak yang harus dijejalkan kedalam flashback ini sehingga malah menjadi alur sampingan. Alur lain berkisah tentang datangnya General Zod ke bumi. Tapi menjadi bertumpuk, bahkan dikalahkan dengan alur pencarian identitas diri Clark Kent yang akhirnya menjadi Superman.
Area spesialisasi Nolan-Snyder memang lebih terlihat piawai ketika mengeksploitasi sisi humanis dari seorang superhero. Jalan cerita dan bahasa gambar yang membungkus perjalanan Clark digambarkan dengan indah dan mampu bercerita dengan membawa emosi dengan teknik road-movie.
Sebaliknya, munculnya scene General Zod malah kembali menarik mood film ke sekadar eye candy film. Banyak muatan klise dan menabrak logika cerita dari seputar kisah Zod. Ketika ia kembali ke bumi sebagai villain Superman, film-pun menyentuh titik jenuh. Adegan pertarungan yang diharapkan menjadi klimaks malah hambar karena tidak lagi mempunyai urgensi dari sisi alur filmnya.
Menabrakkan dua alur berbenturan dari sisi durasi. Kompensasi 180 menit belum cukup untuk memberikan banyak ruang, misalnya bagi chemistry antar karakter (Lois dan Clark, Kal El dengan Zod). Zod tidak berfungsi seperti Ras Al Ghul di Batman Begins yang berpengaruh di dua alur Bruce Wayne waktu itu.
Mungkin terlalu awal menempatkan Zod sebagai villain. Bila ia ditaruh di film kedua sekalipun, rasanya tak akan berpengaruh karena eksistensinya sudah diselesaikan di scene Krypton.
Sebagai film pertama dalam edisi reboot, Nolan-Snyder perlu memberikan ruang bagi audiens untuk mengapresiasi hasil dari klimaks pencarian identitas Clark menjadi Superman. Caranya bisa sama dengan Batman Begins yang dimulai dari villain sekelas "crooks" yang ada Gotham untuk menunjukkan sisi superior sang jagoan.
Tetapi Nolan-Snyder mungkin menyimpan tokoh villain yang lebih seru bagi Superman di instalasi keduanya. Nemesis Batman baru muncul di seri kedua. Dengan pertimbangan bahwa nemesis Superman adalah Lex Luthor (atau Doomsday?), maka kita juga bisa beranggapan bahwa the best is yet to come bagi era baru sang bocah Krypton.
Posting Komentar