Antara Ajudan dan Pedayung
Dalam satu pelayaran, ekspedisi Laksamana Cheng Ho mencapai Zanzibar (Tanzania). Daerah yang asing dan belum pernah dilihat oleh rombon...
https://www.helmantaofani.com/2013/09/antara-ajudan-dan-pedayung.html
Dalam satu pelayaran, ekspedisi Laksamana Cheng Ho mencapai Zanzibar (Tanzania). Daerah yang asing dan belum pernah dilihat oleh rombongan pelaut asal China ini. Ketika perairan mulai tenang, para pedayung kapal beristirahat. Di antara mereka terpetik satu percakapan.
"Lega rasanya bisa rehat. Coba lihat orang itu, kerjanya hanya diam dan mendampingi Laksamana," ujar pedayung pertama seraya menunjuk ajudan Cheng Ho.
"Benar, ia tidak bekerja sekeras kita, tetapi dapat pangkat dan bayaran yang lebih tinggi," sanggat pedayung kedua. "Ini sungguh tak adil." Tanpa sepengetahuan para pedayung, Cheng Ho mendengar keluhan ini.
Ketika jurupandang melaporkan terlihat daratan, Cheng Ho memanggil para pedayung.
"Hei..." seru Cheng Ho.
"Kali ini aku akan mengutus kalian untuk mencari tahu daratan tersebut," ujar Cheng Ho. "Kau lakukanlah sebaik mungkin. Cari tahu ada apa di sana."
Pedayung dan beberapa rekannya menyiapkan sekoci lalu menuju daratan untuk menjalankan perintah Cheng Ho. Tak berapa lama, ia kembali lagi dan melapor kepada Laksamana.
"Tuan, di seberang benar ada daratan," ujar pedayung bangga.
"Lalu, di mana kita mendarat?" balas Cheng Ho.
Pedayung pertama tampak kebingungan. Ia dan rekan-rekannya meminta untuk pergi kembali ke daratan guna mencari tahu. Ketika kembali, ia menghadap Cheng Ho.
"Tuan, daratan yang tepat ada di seberang tak bisa dilalui karena banyak karang," lapor pedayung.
"Oh, jika demikian, di mana sebaiknya kita buang sauh?" tanya Cheng Ho lagi.
Pedayung bingung dan kembali mengajukan diri untuk mencari tahu. Dengan sabar Cheng Ho mempersilahkan mereka pergi ke daratan. Ketika kembali, pedayung mengaku tidak yakin ada tempat yang aman bagi kapal untuk buang sauh.
"Mengapa kau tidak bertanya kepada penduduk setempat?" hardik Cheng Ho.
Pedayung menunduk dan meminta kepada Laksamana untuk kembali ke daratan guna menanyakan informasi ke penduduk setempat. Di saat yang bersamaan, sang ajudan tampak kembali dari arah daratan menggunakan sekoci. Rupanya Cheng Ho mengutus ajudan dan pedayung untuk mencari informasi. Ketika kembali di atas kapal, sang ajudan melaporkan kepada Cheng Ho.
"Laksamana, pantai yang menghubungkan daratan di depan tidak bisa kita lalui karena banyak karang. Selain itu, posisinya juga jauh dari pusat niaga. Saya bertanya kepada penduduk setempat bagaimana cara untuk mencapai pelabuhan utama. Ia menunjukkan muara sungai yang terletak tidak jauh dari sini ke arah selatan. Ini adalah negeri Zanzibar, orang-orangnya berbicara bahasa Arab, dan mereka bisa menerima uang emas. Komoditas utama negeri ini adalah buah bernama pisang. Menurut orang yang kami temui, kita juga bisa membawa pulang aneka binatang yang tak pernah kita jumpai sebelumnya."
Cheng Ho tersenyum mendengar laporan ajudan dan berkata kepada para pedayung.
"Sekarang kalian bisa paham bahwa kita di sini memiliki tugas yang berbeda sesuai dengan tingkat keahlian masing-masing," tutur Cheng Ho. "Janganlah kalian mengukur segala sesuatu berdasarkan kesepakatan yang kalian ciptakan sendiri."
Posting Komentar