Kaka dan Milan Baru

“Oooooooooooooo Oooooooooooooooo Siam Venuti Fin Qua Siam Venuti Fin Qua Per Vedere Segnare Kaka”


“Oooooooooooooo
Oooooooooooooooo
Siam Venuti Fin Qua
Siam Venuti Fin Qua
Per Vedere Segnare Kaka”

Chant tersebut terakhir terdengar pada 31 Mei 2009, partai terakhirnya bersama Milan. Saat itu, fokus suporter dan pemain lebih kepada momen perpisahan Paolo Maldini dan Carlo Ancelotti. Tak banyak yang tahu bila itu menjadi saat terakhir Ricardo Izecson Dos Santos Leite berbaju merah-hitam. Usai partai tersebut, Kaka menjalani laga bersama Brazil dan tak pernah kembali lagi ke Milanello.

Masa empat tahun bersama Madrid adalah lubang hitam dalam CV pemain relijius ini. Musim pertama dilalui dengan baik oleh Kaka, yang menghasilkan dana 65 juta Euro sebagai kompensasi transfer ke Milan. Usai Piala Dunia 2010, Kaka cedera, dan di saat bersamaan Madrid memboyong Mesut Ozil sebagai dirigen lapangan tengah. Posisinya menghilang, dan makin surut kala El Real menambahkan Luka Modric. Ia tak pernah menjadi pilihan pelatih Jose Mourinho.

Kaka, seperti pribadinya, tak menyerah untuk bertarung mendapat skuad utama. Ia masih bermain beberapa partai, dan sebetulnya juga sering bermain bagus kala diberi kesempatan. Kecepatan melesat bukan lagi cirinya, digantikan visi dan akurasi tendangan jarak jauh, seperti kala menjebol gawang APOEL Nicosia di Liga Champions 2011/2012.

Musim baru bergulir, harapan Kaka naik seiring dengan datangnya Carlo Ancelotti, pelatih yang memberinya debut di Milan pada 2003. Selama di Milan, Kaka selalu bersama Don Carletto, dan dirinya tak pernah dilatih oleh orang lain. Tapi Madrid punya rencana lain dengan mendatangkan Isco serta Gareth Bale. Ini yang mendorongnya keluar dari El Real.

Bukan hanya Real yang tak pernah memberi Kaka kesempatan, tetapi sang pemain sendiri juga tak tampak memberi hatinya untuk Madrid. Hati Kaka tertambat di San Siro. Selama membela The Whites, Kaka jarang menunjukkan afeksi kepada simbol klub sebagaimana yang dilakukannya kala membela Milan. Menepuk emblem klub Milan yang berada di dada adalah gambaran paling gampang dicari bila Anda mengetik "Kaka" dan "Milan" via Google Images.

Kini Kaka kembali ke Milan. Tetapi Milan yang ini sungguh berbeda dengan Rossoneri yang dikenalnya dulu. Hanya ada dua pemain yang sempat bermain bersama peraih Ballon D'Or 2007 ini: Christian Abbiati dan Daniele Bonera. Sisanya adalah buah revolusi Milan di bawah Massimiliano Allegri yang bersikap no mercy terharap para Senatori. Seedorf, Zambrotta, Gattuso, Pirlo, yang dulu bermain bersama Kaka dipangkas karena kontribusinya tak maksimal. Ambrosini yang menjadi kapten bahkan rela mengungsi ke Fiorentina setelah dijelaskan oleh Allegri bahwa tak ada tempat bagi sang Blond Captain.

Kaka mungkin tak akan menemukan kembali sahabatnya di masa lalu. Tapi Milan yang sekarang mampu mengemulasi skuad yang sempat dijuluki Il Meraviglioso - 75% karena kontribusi Kaka. Pirlo pergi tapi ada Montolivo yang siap memberinya umpan panjang diagonal. Gattuso absen, tapi kini ia bisa bergantung pada Nigel De Jong bila bola hilang dari kakinya. Shevchenko dan Inzaghi yang dimanjakan dengan umpannya kini berganti Mario Balotelli dan Stephan El Shaarawy yang sama-sama berbakat.

Milan akan membuat suasana rumah bagi Kaka. Apalagi sahabat karibnya di Selecao, Robinho, masih bertahan di San Siro. Pemain boleh berbeda, tapi sistem baru Allegri tampaknya diciptakan untuk mereplika kejayaan Milan yang berbuah dua final Liga Champions bersama Kaka di mark I. Kecepatan mungkin hilang, tapi hal itu bisa ditutup Kaka dengan visi dan akurasi. Serie A yang lebih pelan cocok bagi Kaka untuk kembali bangkit layaknya burung phoenix yang kembali dari abu.

Yang terpenting, chant di atas akan kembali terdengar di riuhnya San Siro. Hal itu menjadi elemen terpenting bagi semua pemain untuk merasa tenang seperti layaknya di rumah. Milanisti akan mengantarkan kembali Kaka merebut reputasi yang hilang darinya. Suporter akan mendukung dirinya kembali ke Selecao dan menjalani turnamen luar biasa di kampung halamannya. Bekalnya adalah arungan kompetisi di rumah keduanya. Di Milan.

Related

Stefano Pioli dan Pembebasan Milan dari Purgatori

Luceat lux vestra!Jam 12 siang, hari Senin, dan rasanya saya baru tidur 2-3 jam semalam. Mencoba tidur awal, tetapi gelisah. Menunggu partai terakhir Serie A musim 2021/2022, di mana AC Milan menjalan...

Messias dan Kosakata Kesempatan yang Memberkati Brasil

Pekan ini, pemain AC Milan, Junior Messias mencuri garis utama dalam aras berita. Narasi tentang hasil pertandingan satu hal, tetapi cerita mengenai subyeknya juga sama-sama seru. Terutama kisah Messi...

Deitas Diego dan Diabolikal Maradona, Masianello Abad XX

Dua sosok yang berbeda menjadi lakon dalam film dokumenter mengenai Maradona yang disutradarai oleh Asif Kapadia. Film produksi HBO Sports itu membahas mengenai kiprah Diego selama 6 tahun di Nap...

Posting Lama Bentornato Kaka
Posting Lebih Baru Riwayat Nirdistorsi

Posting Komentar Default Comments

Hot in WeekRecentComments

Recent

Konser Green Day, Redemsi yang Mengisi Memori

Konser Green Day di Jakarta, Sabtu (15/2) lalu membuka banyak catatan bagi diri saya. Hajatan tersebut menjadi redemsi bagi saya atas ikhtiar yang tertunda setengah dekade.Sekitaran hari ini, lima tah...

Konser Pearl Jam Nite XII, Energi dari Kolektivitas Penampilan

Lama tak dihelat, Pearl Jam Nite XII meluncur di Bandung. Event bertajuk Alive at The Star ini diadakan di (sesuai namanya) The Star, yang menyatu dengan Avery Hotel Bandung pada hari Sabtu, 9 Novembe...

Narasi Reaktif untuk Album Pearl Jam, Dark Matter

Terpaut 4 tahun dari album terakhirnya, Pearl Jam kembali dengan meluncurkan Dark Matter yang dirilis tengah malam WIB tadi (19 April 2024).Album sebelumnya, Gigaton (2020) memegang rekor sebagai albu...

Suar Industri Sinema dalam Film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film

Menonton "Jatuh Cinta Seperti di Film-Film" mengingatkan lagi memori sekitar awal 2000-an, mengenai jalur apa yang mesti diambil sinema Indonesia agar bisa bersaing dan punya unique selling point?Pada...

Kedekatan Dune dan Konteks Dunia Nyata

Sebagai penonton yang lumayan paham dengan sejarah Islam dan sedikit dunia Arab, film Dune jadi bisa dinikmati lebih dalam.Ada yang belum menonton Dune? Saat ini seri keduanya tengah mengisi gedung pe...

Comments

Anonymous:

Katanya menjadi ustadz,ini kok pendeta?

Faizal jam:

selalu renyah membaca tulisan helman ini, bahasa luwes & ringan, sehingga ga bosen membacanya. cuma masukan aja, ada tradisi dari PJ nite 1 hingga ke-12, yaitu koor bareng antara vocalist & au...

papa4d:

Thanks on your marvelous posting! I seriously enjoyed reading it, you may be a great author

Anonymous:

"It seems silly, like, 'We cannot have real roulette however we will to} have this,' " Lockwood says. "But it is certified everywhere in the the} country as a slot machine, not ...

Anonymous:

In Germany and lots of|and lots of} other countries, the earnings from lotteries and betting swimming pools are used to subsidize newbie sports. Major League Soccer the highest soccer league within th...

Ads

Popular

Arsip Blog

Ads

Translate

item