Chart Billboard dan Gaya Beli
Di tengah euforia keberhasilan Lightning Bolt memuncaki Billboard 200, saya penasaran mengapa album kesepuluh Pearl Jam yang begitu perk...
https://www.helmantaofani.com/2013/10/chart-billboard-dan-gaya-beli.html?m=0
Di tengah euforia keberhasilan Lightning Bolt memuncaki Billboard 200, saya penasaran mengapa album kesepuluh Pearl Jam yang begitu perkasa menjual 170.000 keping di pekan pertama tak mampu menempatkan satu lagupun di Hot 100.
Billboard mengukur tangga lagu dan album berdasarkan penjualan. Bekerja sama dengan Nielsen Soundscan, ukuran penjualan yang masuk tak hanya dari kopi fisik, tetapi juga download. Di sini segalanya mulai menjadi jelas mengapa Hot 100 yang mengukur penjualan lagu single dikuasai musisi atau band pop mainstream. Kasus saat ini, tiga besar Hot 100 tak beranjak dari Lorde, Katy Perry, dan Miley Cyrus.
Penggemar musik pop biasanya fokus kepada satu lagu atau single. Mereka tidak menanti keseluruhan album seperti halnya penggemar musik rock yang rata-rata lebih konvensional. Ini juga menjawab mengapa band rock mudah mengantarkan album mereka di Billboard 200 yang menghitung dari penjualan album.
Bagi musisi pop, single adalah yang hal yang sangat penting. Mereka hanya memberikan filler lagu lain untuk memenuhi syarat lengkap sebagai sebuah album. Dulu, di era sebelum download, seluruh lagu single berkompetisi fair dengan rilisan fisik yang biasanya berupa EP atau rekaman pendek. Single yang dirilis memperoleh perlakuan sama seperti album, dikemas, lalu dijual di toko. Angka penjualan dihitung dari jumlah CD, vinyl, atau kaset single yang terjual.
Kini akses single lebih dimudahkan dengan adanya download eceran. Bila dulu harga rilisan fisik single hampir setengah membeli album penuh, maka kini harga per lagu bisa ditekan nyaris sepersepuluh (kadang lebih). Ini tentu membuka jalan bagi para penikmat single, yang notabene didominasi penggemar pop yang memang ingin coba-coba (hit and run).
Bila diamati, pola penggemar pop adalah menyenangi hal yang menjadi mainstream. Dalam hal ini, penggemar pop bisa saja menyukai Katy Perry, Lorde, Miley Cyrus, bahkan musisi dari genre lain yang tengah menjadi sorotan. Ini mendorong penjualan single lagu-lagu pop atau mainstream menjadi tinggi.
Tetapi para penggemar single ini tentu jarang yang memborong album. Terbukti di Billboard 200, kecuali Miley Cyrus, penjualan album untuk musisi pop kurang spektakuler. Sebaliknya, band rock dan genre konvensional yang tak bertarung di mainstream mempunyai fanbase yang lebih solid. Para penggemar ini biasanya akan menaikkan penjualan di pekan pertama. Karena fanatis, biasanya mereka langsung memborong album begitu dirilis.
Inilah yang menyebabkan fenomena penjualan album turun drastis di pekan kedua. Dengan demikian, bisa dipahami tren fluktuasi peringkat di Billboard, terutama Hot 100 dan Billboard 200.
Posting Komentar