Let's Go Italy: Menyusun Itinerari
Sekilas, di postingan pertama sudah saya jelaskan mengenai "why Italy" sebagai tujuan travel kali ini. In short, karena saya su...
https://www.helmantaofani.com/2014/06/lets-go-italy-menyusun-itinerari.html
Sekilas, di postingan pertama sudah saya jelaskan mengenai "why Italy" sebagai tujuan travel kali ini. In short, karena saya suka dengan negaranya, dan kebetulan ada konser Pearl Jam yang juga saya sasar.
Membangun itinerari pada travelling kali ini tinggal disesuaikan di seputar konser Pearl Jam, 20 Juni 2014 di Stadion San Siro, Milan. Jadi pada hari itu saya harus di sana (ya iyalah). Langkah selanjutnya adalah menentukan berapa lama travelling kali ini. Pilihan saya jatuh ke seminggu, karena jatah cuti dan kemungkinan approval juga paling visible di set ke sekian hari. Ketika saya bercerita rencana travel seminggu ke Italia, banyak yang menyayangkan, kenapa tidak sebulan, mengingat harga tiket pesawat yang mahal.
Setelah seminggu ditetapkan, tinggal mengatur entry-exit ketika membeli tiket pesawat. Bila mencari tiket promo, ini menjadi (sangat) penting karena kita harus menyesuaikan dengan availability tiket promo. Bila tidak promo-bound, ya lebih fleksibel. Kasus saya, tiket yang dibidik bukan promo tetapi tetap economy saver. Jadi bisa agak fleksibel menentukan hari. Yang kami pilih adalah 15 Juni dari Jakarta dan pulang 21 Juni dari Milan. Sehari usai konser. Hari di antaranya adalah salah satu hal paling menarik dari travelling.
Ada sekitar 4 hari lowong sebelum konser di Milan. Dulu, niat saya adalah ingin stay di Milan selama 4 hari tersebut. Tetapi Gina kemudian mengusulkan untuk menyambangi kota lain di Italia yang within reach. Awalnya, kita setting Milan - Venice - Florence - Milan. Itinerari sudah kita susun.
Milan jelas keharusan, karena di sinilah konser akan diadakan. Plus beberapa objek yang akan disambangi berkaitan dengan klub sepakbola kesayangan saya. Contohnya adalah Casa Milan, markas baru AC Milan yang baru dibuka Mei. Sisanya, saya menyarankan wisata arsitektur dan sejarah ke Gina. Artinya, kunjungan kita akan banyak berkutat pada bangunan-bangunan eksotis yang berumur sekian abad. Di Milan ada Duomo dan Castello Sforzesco.
Venice juga destinasi yang langsung terpikir untuk dikunjungi. Kota yang dibangun di atas pulau karang ini sudah sering kita lihat dan ingin kita buktikan langsung. Masih selaras dengan tema, arsitektur dan sejarah, seisi kota ini adalah artefak dari masa lalu. Highlight-nya bisa ke San Marco dan Rialto. Jembatan karya arsitek Santiago Calatrava juga menjadi sasaran destinasi.
Florence dipilih karena faktor yang kurang lebih sama. Duomo versi Firenze menjadi ikon yang menarik kami. Tetapi, objek lainnya kami masih buta. Ketika googling, rata-rata atraksi di Florence adalah galeri dan museum. Ini setali tiga uang dengan rerata atraksi di Milan. Akhirnya kami mencoret Florence dari itinerari. Berdasarkan rekomendasi traveler Rick Steve, kami menjatuhkan pilihan kota di region Veneto. Antara Padua, Vicenza, atau Verona.
Nama terakhir yang paling menarik perhatian saya, karena ada elemen sepakbola. Salah satu tulisan saya yang "hits" di blog ini bercerita tentang rivalitas di Verona. Ditambah lagi, saya masih ingat gambaran venue konser yang digunakan Pearl Jam saat tur tahun 2006, sebuah struktur era Romawi yang bernama Arena Verona.
So, Verona paling lengkap rasanya, menilik adanya faktor Pearl Jam, sepakbola, dan tema utama tadi: arsitektur dan sejarah. Menurut Rick Steves, Verona adalah mini-Roma. Kota penting sejak jaman Romawi karena menjadi persinggahan terakhir sebelum pegunungan Alpen untuk ke Jerman.
Maka, tiga kota telah di-set. Milano - Venezia - Verona - Milano. Rute ini masih dalam satu jalur kereta Milan-Venice sehingga bisa dengan mudah dilalui. Hari pertama di Milan. Hari kedua di Venice. Hari ketiga di Verona. Hari keempat sampai pulang di Milan. Setelahnya, kami segera "membereskan" penginapan dan transportasi lokal. Pilihan kami adalah menggunakan Trenitalia, kereta api lokal yang akan mempersingkat waktu tempuh.
Membereskan itinerari adalah separuh langkah dari mempersiapkan dokumen perjalanan, khususnya visa.
Posting Komentar