Let's Go Italy: Terpukau Duomo
Berbekal dua ransel fullpacked, kami berangkat dari Jakarta pada Minggu malam. Kami memakai ransel karena tidak akan menetap di satu hote...
https://www.helmantaofani.com/2014/06/lets-go-italy-terpukau-duomo.html?m=0
Berbekal dua ransel fullpacked, kami berangkat dari Jakarta pada Minggu malam. Kami memakai ransel karena tidak akan menetap di satu hotel. Selain itu juga akan banyak berjalan, naik-turun tangga, dan keluar masuk kendaraan umum. Bila membawa koper atau luggage tentu akan merepotkan.
Penerbangan dari Jakarta ke Milan ditempuh dalam waktu 16 jam. 14 jam ditempuh untuk rute Jakarta ke Frankfurt, termasuk layover di Malaysia hampir sejam. Dua jam sisanya untuk rute Frankfurt ke bandara Linate di kota Milan. Dengan perbedaan waktu 6 jam tertinggal, kami sampai di Linate pada Senin pagi. Lokasi Linate lebih dekat dengan pusat kota, hanya sekitar 8 km. Bandingkan dengan bandara utama Milan, Malpensa, yang terletak 40 km dari pusat kota. Akses lain ke Milan juga bisa dilalui via bandara Orio al Serio di kota Bergamo (45 km dari Milan) yang disinggahi pesawat budget macam RyanAir.
Dari Linate, kami membeli tiket ATM sehari (4,5 euro) yang bisa digunakan untuk metro, tram, dan bis. Tiket tersebut langsung kami gunakan untuk menumpang bis nomor 73 yang akan membawa kami ke Piazza San Bablia, dekat stasiun metro San Bablia dan ikon Milan yang terkenal, Duomo.
Duomo adalah destinasi wajib bila kita pergi ke Milan. Duomo biasanya merujuk kepada gereja katedral yang menjadi pusat agama Katolik di satu kota. Jadi jangan heran bila di kota lain juga terdapat duomo. Duomo di Milano adalah salah satu yang terbaik karena skala dan kerumitan arsitekturnya.
Bagunan bernuansa gothik ini dibangun dari abad ke-14 dan sampai sekarang masih mengalami renovasi dan penyesuaian. Ada idiom bagi Milanesi (orang Milan) untuk menggambarkan proses yang tak kunjung selesai itu seperti membangun Duomo.
Letak Duomo tepat di pusat centro storico, atau pusat kota. Secara historis, Duomo memang dibangun di pusat keramaian Mediolanum, sebutan Milan di jaman Romawi. Maka tak heran bila bis dari Bandara Linate berhenti di Piazza San Bablia yang dekat dengan Duomo. Ini tentu memudahkan wisatawan untuk langsung mencapai jantung Milan.
Duomo juga terkoneksi dengan jaringan metro. Di sana, jalur merah (linea rosso) dan jalur kuning (linea giallo) melewati Duomo sehingga menjadi salah satu stasiun metro interkoneksi nan ramai.
Beberapa stasiun interkoneksi yang penting di Milan, selain Duomo adalah Loreto, Cadorna, dan Pagano. Mereka menghubungkan percabangan jalur yang menyambungkan ke seluruh penjuru Milan. Ketika kita mencapai stasiun metro (ditandai dengan huruf M di dalam boks merah), praktis kita bisa bergerak ke segala penjuru Milan. Anda bisa mengunduh apps ATM yang akan menjelaskan lokasi stasiun metro dan halte bis terdekat.
Sebagai komplimentari, apps Autobus Milano juga akan sangat membantu karena menjelaskan pergerakan dan rute bis, termasuk halte-halte yang dilalui. Ini penting karena bis di Italia tidak berhenti di semua halte, kecuali bila ada penumpang yang memintanya (dengan memencet tombol merah di pegangan).
Posting Komentar