Let's Go Italy: Dinamika Verona
Akomodasi di Verona juga cukup mudah dan murah. Kami menyewa kamar bed and breakfast di tengah kota, daerah Cittadella, dekat dengan Pia...
https://www.helmantaofani.com/2014/07/lets-go-italy-dinamika-verona.html
Akomodasi di Verona juga cukup mudah dan murah. Kami menyewa kamar bed and breakfast di tengah kota, daerah Cittadella, dekat dengan Piazza Bra. Lokasinya berada di dekat lahan parkir umum.
Di centro storico Verona, parkir diatur ketat karena ada pembatasan kendaraan yang masuk ke pusat kota. Ini langkah yang sangat bagus untuk melindungi bangunan-bangunan bersejarah di kota tersebut. Karena kota kecil, kehidupan di sini juga sangat vibrant. Sore hari, warga rendez vous di Piazza Bra dan sekitarnya. Area tersebut menjadi melting pot warga dari berbagai destinasi. Kendaraan umum (bis berbahan gas) memang banyak yang melalui halte Piazza Bra.
Berbekal tiket terusan sehari seharga 4 euro, kami naik bis menuju stadion Marc’ Antonio Bentegodi, kandang klub sepakbola Chievo dan Hellas Verona. Meski hari masih terang, tetapi sesungguhnya saat itu waktu sudah menginjak malam. Rerata toko sudah tutup dan di stadion tinggal beberapa anak kecil menikmati sera di estate (summer night) dengan bermain bola di halaman. Kondisi stadion yang dibangun untuk Piala Dunia 1990 ini mirip di Indonesia. Tidak terawat.
Verona juga kota yang lumayan heterogen. Kami menjumpai warga keturunan Afrika yang lumayan banyak. Selain itu, arus imigran juga banyak didominasi oleh Rumania dan India atau Pakistan. Ketika kami berjalan di Via Mazzini, perhatian tertumbuk pada signage bertuliskan: “Kebab Halal”.
Karena sudah lumayan lama tidak makan makanan Asia, kami mengejar signage tersebut dan sampai pada kedai kecil. Pelayannya adalah orang Pakistan. Ia baru datang di Italia 8 bulan sebelumnya, dan diminta mengelola kedai kebab oleh majikannya, wanita Austria. Ketika kami datang, petugas imigrasi tengah melakukan kontrol imigran.
Di depan Arena juga banyak orang Rumania dan Albania yang berdandan kostum gladiator. Hati-hati untuk memfoto atau berfoto dengan mereka, karena Anda akan ditarik sejumlah uang.
Mungkin karena Verona terletak di jalur internasional (jalan dari Eropa Timur ke Perancis melewati kota ini) maka banyak imigran yang berakhir di sini. Kota ini, meski bukan metropolitan, tapi memang vibran dan hidup, sehingga enak untuk ditinggali.
Menjelang malam, kami kembali ke penginapan sambil mengenang rangkaian perjalanan hari itu. Verona adalah kejutan paling menyenangkan dari rangkaian itinerari kami. Ketika Venesia dan Milan are pretty much what we expected, Verona melebihi ekspektasi. Kota tersebut adalah living example sebuah residential area, kota untuk tinggal, bisa juga menjadi kota yang unggul dari sektor wisata.
Melihat Verona banyak mengingatkan saya akan Bandung. Mereka mempunyai karakter dan potensi yang sama. Semoga walikota Bandung, Ridwan Kamil, membaca tulisan ini dan studi banding ke Verona.
Posting Komentar