Inspirasi Lintas Generasi
Sedekade lalu, masih kinyis, sehari setelah wisuda (asli!) saya masuk ke gedung Jemursari 64, Surabaya untuk memulai petualangan baru. Bek...
https://www.helmantaofani.com/2015/06/inspirasi-lintas-generasi.html
Sedekade lalu, masih kinyis, sehari setelah wisuda (asli!) saya masuk ke gedung Jemursari 64, Surabaya untuk memulai petualangan baru. Bekerja di Harian Kompas.
Saya berpikir ini karier sementara saja, karena ijazah yang disampaikan Rektor UNS sehari sebelumnya menyatakan bahwa pemegangnya adalah Sarjana Teknik Arsitektur. Paling setahun, usai masa percobaan akan pindah merintis karier menjadi seorang arsitek.
Sepuluh tahun kemudian, ternyata saya masih di Harian Kompas. Sebagai pengutak-atik rubrik iklan. Hal yang memberi saya dan keluarga banyak manfaat. Mulai dari kulkas pertama (dibeli dari bonus kerja), kulkas kedua (menang undian doorprize karyawan), dan kulkas ketiga (kembali ke bonus kerja).
Dua anak saya lahir dengan jaminan dari Harian Kompas. Anak kedua saya, Magenta, ketika lahir paru-parunya belum sempurna sehingga harus diambil banyak tindakan. Jaminan itu membuat saya tidak pernah berpikir mengenai pembiayaan dan mengusahakan yang terbaik untuk anak. Jadilah biaya persalinan dan tindakan Magenta dicicil setahun lebih ke Harian Kompas. Saya dan istri bercanda mengatakan Magenta sebagai "bayi Kompas".
Nama anak-anak saya, Aksara dan Magenta adalah homage bagi Harian Kompas. Tulisan dan elemen grafika menjadi sumber makan saya dan keluarga selama sepuluh tahun. Dari kenaifan fresh graduate yang datang diantar ayahnya, hingga kini bertugas pagi buta sambil mengecup pamit ke anaknya yang berusia 4 tahun.
Inilah jargon Inspirasi Lintas Generasi yang membekas dalam diri saya. Mengamini tema paruh abad Harian Kompas.
Selamat ulang tahun ke-50 Harian Kompas. Terima kasih tak terhingga atas sepuluh tahun yang jelas memberi warna dalam hidup saya. Sampai jumpa esok, hari pertama mengarungi bahtera 50 tahun kedua.
Jakarta, 28 Juni 2015
Saya berpikir ini karier sementara saja, karena ijazah yang disampaikan Rektor UNS sehari sebelumnya menyatakan bahwa pemegangnya adalah Sarjana Teknik Arsitektur. Paling setahun, usai masa percobaan akan pindah merintis karier menjadi seorang arsitek.
Sepuluh tahun kemudian, ternyata saya masih di Harian Kompas. Sebagai pengutak-atik rubrik iklan. Hal yang memberi saya dan keluarga banyak manfaat. Mulai dari kulkas pertama (dibeli dari bonus kerja), kulkas kedua (menang undian doorprize karyawan), dan kulkas ketiga (kembali ke bonus kerja).
Dua anak saya lahir dengan jaminan dari Harian Kompas. Anak kedua saya, Magenta, ketika lahir paru-parunya belum sempurna sehingga harus diambil banyak tindakan. Jaminan itu membuat saya tidak pernah berpikir mengenai pembiayaan dan mengusahakan yang terbaik untuk anak. Jadilah biaya persalinan dan tindakan Magenta dicicil setahun lebih ke Harian Kompas. Saya dan istri bercanda mengatakan Magenta sebagai "bayi Kompas".
Nama anak-anak saya, Aksara dan Magenta adalah homage bagi Harian Kompas. Tulisan dan elemen grafika menjadi sumber makan saya dan keluarga selama sepuluh tahun. Dari kenaifan fresh graduate yang datang diantar ayahnya, hingga kini bertugas pagi buta sambil mengecup pamit ke anaknya yang berusia 4 tahun.
Inilah jargon Inspirasi Lintas Generasi yang membekas dalam diri saya. Mengamini tema paruh abad Harian Kompas.
Selamat ulang tahun ke-50 Harian Kompas. Terima kasih tak terhingga atas sepuluh tahun yang jelas memberi warna dalam hidup saya. Sampai jumpa esok, hari pertama mengarungi bahtera 50 tahun kedua.
Jakarta, 28 Juni 2015
Posting Komentar