Memburu Drama Kala Bencana

Sutradara Roland Emmerich membuat film bencana berdasar perubahan iklim ekstrim via The Day After Tomorrow (2004). Lima tahun kemudian, g...

Sutradara Roland Emmerich membuat film bencana berdasar perubahan iklim ekstrim via The Day After Tomorrow (2004). Lima tahun kemudian, giliran akhir kalender maya menginspirasi film berjudul 2012.


Keduanya hadir dengan konsep yang kurang lebih mirip. Ada sketsa drama, dari skala minor sekecil hubungan asmara hingga masalah kemanusiaan, dengan latar kehancuran besar-besaran. Sehingga, penonton tinggal menakar manakah yang tinggal di kepala usai menonton. Kengerian dan visualisasi dari bencana, ataukah drama di dalamnya?

Lantas, apa yang ditunggu ketika film bertema bencana, San Andreas, hadir di 2014? Sebagai catatan, San Andreas adalah nama patahan tektonik yang membujur di negara bagian California, Amerika Serikat. Mirip dengan patahan tektonik di negara kita, San Andreas juga kerap memicu gempa.

Peristiwa historis terakhir yang membekas adalah gempa Loma Prieta tahun 1989 yang memicu kerusakan di San Francisco.

San Andreas mementaskan isu gempa menjadi lakon utama. Kali ini dikisahkan terjangan gempa tektonik hebat melanda California, khususnya San Francisco.

Dwayne Johnson berperan sebagai Ray Gaines, veteran perang yang bertugas sebagai anggota pemadam kebakaran Los Angeles. Kisah penyelamatan keluarga Ray, istri (Carla Gugino) dan anaknya (Alexandra Daddario) menjadi plot drama yang menyusun perspektif atas bencana. Hal ini mengikuti kaidah film-film bencana yang beredar sebelumnya.

Yang ditunggu tentu pameran efek spesial dan teknologi perfilman, sesuai kodratnya sebagai film bergenre bencana. Gempa tidak sekompleks kiamat, sehingga sutradara Brad Peyton harus pintar membagi visual pokok untuk menggambarkannya. Gambaran klasik gempa bumi macam gedung runtuh dan tanah merekah akan menjadi penarik attensi penonton. Adegan demikian menjadi karakter antagonis yang meneror dan membangun alur ketegangan.

Penulis skenario Carlton Cuse pintar menyisipkan sub-plot untuk menjelaskan karakter serta motivasi yang membentuk cerita. San Andreas juga berhasil membatasi fokus cerita di seputar tokoh utamanya. Film ini tidak selamat dari klise film bencana. Juga tidak memberikan sesuatu yang benar-benar baru dari visualisasinya. Tetapi setidaknya tidak diperburuk dengan menampilkan skenario yang wajar dan fokus.

Ditulis untuk rubrik Layar Perak di Klasika, Harian Kompas edisi Rabu, 3 Juni 2015

Related

movie 3427990643610046875

Posting Komentar Default Comments

Hot in WeekRecentComments

Recent

Konser Green Day, Redemsi yang Mengisi Memori

Konser Green Day di Jakarta, Sabtu (15/2) lalu membuka banyak catatan bagi diri saya. Hajatan tersebut menjadi redemsi bagi saya atas ikhtiar yang tertunda setengah dekade.Sekitaran hari ini, lima tah...

Konser Pearl Jam Nite XII, Energi dari Kolektivitas Penampilan

Lama tak dihelat, Pearl Jam Nite XII meluncur di Bandung. Event bertajuk Alive at The Star ini diadakan di (sesuai namanya) The Star, yang menyatu dengan Avery Hotel Bandung pada hari Sabtu, 9 Novembe...

Narasi Reaktif untuk Album Pearl Jam, Dark Matter

Terpaut 4 tahun dari album terakhirnya, Pearl Jam kembali dengan meluncurkan Dark Matter yang dirilis tengah malam WIB tadi (19 April 2024).Album sebelumnya, Gigaton (2020) memegang rekor sebagai albu...

Suar Industri Sinema dalam Film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film

Menonton "Jatuh Cinta Seperti di Film-Film" mengingatkan lagi memori sekitar awal 2000-an, mengenai jalur apa yang mesti diambil sinema Indonesia agar bisa bersaing dan punya unique selling point?Pada...

Kedekatan Dune dan Konteks Dunia Nyata

Sebagai penonton yang lumayan paham dengan sejarah Islam dan sedikit dunia Arab, film Dune jadi bisa dinikmati lebih dalam.Ada yang belum menonton Dune? Saat ini seri keduanya tengah mengisi gedung pe...

Comments

Anonymous:

Katanya menjadi ustadz,ini kok pendeta?

Faizal jam:

selalu renyah membaca tulisan helman ini, bahasa luwes & ringan, sehingga ga bosen membacanya. cuma masukan aja, ada tradisi dari PJ nite 1 hingga ke-12, yaitu koor bareng antara vocalist & au...

papa4d:

Thanks on your marvelous posting! I seriously enjoyed reading it, you may be a great author

Anonymous:

"It seems silly, like, 'We cannot have real roulette however we will to} have this,' " Lockwood says. "But it is certified everywhere in the the} country as a slot machine, not ...

Anonymous:

In Germany and lots of|and lots of} other countries, the earnings from lotteries and betting swimming pools are used to subsidize newbie sports. Major League Soccer the highest soccer league within th...

Ads

Popular

Arsip Blog

Ads

Translate

item