Roger Ebert dan Pearl Jam

Penggemar film tentu tak akan asing dengan Roger Ebert, kritikus film yang namanya paling sering muncul di kover-kover DVD (yes, termasuk...


Penggemar film tentu tak akan asing dengan Roger Ebert, kritikus film yang namanya paling sering muncul di kover-kover DVD (yes, termasuk DVD bajakan limaribuan). Ebert adalah kritikus film paling diperhitungkan di Amerika. Review-nya selalu dinanti publik untuk menjadi patokan.

Saya sendiri kurang tahu seperti apa bentuk review Roger Ebert sebelumnya. Saya berpikir jika Ebert ini adalah seorang yang konservatif. Duduk mengangkat kaki sambil menyeruput teh ketika membuat apresiasi sebuah film (ingat sosok kritikus makanan di film Ratatouille?). Mungkin pandangannya juga sangat "cetakan" yang strict dengan standar-standar tertentu ketika menilai sebuah film.

Namun, setelah membaca review Ebert untuk film Song Sung Blue, pendapat saya sedikit berubah. Song Sung Blue adalah film dokumenter tentang pasangan asal Milwaukee yang bernama Mike dan Claire Sardina. Mereka dikenal di kancah musik lokal dengan nama "Lightning and Thunder".

Di sini Ebert menggunakan lagu Pearl Jam yang berjudul "Love Boat Captain" sebagai media apresiasinya terhadap pasangan Sardina. Kebetulan, dalam Song Sung Blue ada satu scene tentang Lightning and Thunder yang jamming di atas panggung bersama Pearl Jam menyanyikan "Forever in Blue Jeans", lagu milik Neil Diamond. Review-nya bisa dibaca di sini.

Bukan karena membawa lirik Pearl Jam dalam review-nya lantas pandangan saya tentang Ebert berubah. Namun, itu hanyalah salah satu bukti sensibilitas Ebert dalam menilai sebuah film. Mungkin dia memang sudah uzur, dan orang-orang sepantarannya akan terjebak dalam frame "kolot" sesuai dengan era-nya. Tapi Ebert masih bisa menikmati dengan baik karya-karya baru dari banyak disiplin seni. Dari caranya menggunakan lirik lagu Pearl Jam (yang bukan dari "hits" mereka) membuktikan bahwa dirinya memang terbuka dengan perkembangan seni pada umumnya.

Ada dua kesimpulan mendasar yang melandasi kenapa dengan premis itu saya bisa mengambil kesimpulan bahwa Ebert orang yang terbuka. Yang pertama adalah dia mungkin seorang penggemar Pearl Jam. Dalam review tersebut memang sedikit mengindikasikan pengetahuan Ebert tentang karakter Eddie Vedder di mana tidak banyak orang awam paham. Jika memang benar (dirinya adalah Jamily), maka itu hal yang tidak lazim mengingat demografi penggemar Pearl Jam tidak pada range usianya.

Dengan demikian, dibutuhkan pikiran terbuka dari seorang Ebert. Saya terkesan dengan review yang ditulisnya untuk film Song Sung Blue yang menggabungkan pengetahuan musik dengan film.

Jadi tak heran jika selama satu dekade lebih Ebert masih mampu membuktikan diri sebagai kritikus handal. Sebagai seorang "kurator" dalam dunia film, seorang seperti Ebert memang tidak boleh konservatif, karena seni sebagai aktualisasi peradaban akan senantiasa berkembang. Ebert sudah membuktikan dengan sensibilitasnya.

Bahkan dirinya mencetak sejarah sebagai kritikus film pertama yang diabadikan telapak tangannya di Hollywood Walk of Fame.

Related

song sung blue 3882358651782140939

Posting Komentar Default Comments

Hot in WeekRecentComments

Recent

Konser Green Day, Redemsi yang Mengisi Memori

Konser Green Day di Jakarta, Sabtu (15/2) lalu membuka banyak catatan bagi diri saya. Hajatan tersebut menjadi redemsi bagi saya atas ikhtiar yang tertunda setengah dekade.Sekitaran hari ini, lima tah...

Konser Pearl Jam Nite XII, Energi dari Kolektivitas Penampilan

Lama tak dihelat, Pearl Jam Nite XII meluncur di Bandung. Event bertajuk Alive at The Star ini diadakan di (sesuai namanya) The Star, yang menyatu dengan Avery Hotel Bandung pada hari Sabtu, 9 Novembe...

Narasi Reaktif untuk Album Pearl Jam, Dark Matter

Terpaut 4 tahun dari album terakhirnya, Pearl Jam kembali dengan meluncurkan Dark Matter yang dirilis tengah malam WIB tadi (19 April 2024).Album sebelumnya, Gigaton (2020) memegang rekor sebagai albu...

Suar Industri Sinema dalam Film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film

Menonton "Jatuh Cinta Seperti di Film-Film" mengingatkan lagi memori sekitar awal 2000-an, mengenai jalur apa yang mesti diambil sinema Indonesia agar bisa bersaing dan punya unique selling point?Pada...

Kedekatan Dune dan Konteks Dunia Nyata

Sebagai penonton yang lumayan paham dengan sejarah Islam dan sedikit dunia Arab, film Dune jadi bisa dinikmati lebih dalam.Ada yang belum menonton Dune? Saat ini seri keduanya tengah mengisi gedung pe...

Comments

Anonymous:

Katanya menjadi ustadz,ini kok pendeta?

Faizal jam:

selalu renyah membaca tulisan helman ini, bahasa luwes & ringan, sehingga ga bosen membacanya. cuma masukan aja, ada tradisi dari PJ nite 1 hingga ke-12, yaitu koor bareng antara vocalist & au...

papa4d:

Thanks on your marvelous posting! I seriously enjoyed reading it, you may be a great author

Anonymous:

"It seems silly, like, 'We cannot have real roulette however we will to} have this,' " Lockwood says. "But it is certified everywhere in the the} country as a slot machine, not ...

Anonymous:

In Germany and lots of|and lots of} other countries, the earnings from lotteries and betting swimming pools are used to subsidize newbie sports. Major League Soccer the highest soccer league within th...

Ads

Popular

Arsip Blog

Ads

Translate

item