Jagoan dan Dukungan di Piala Eropa
Jelang hajatan akbar sepakbola dua tahunan, antara Piala Eropa dan Piala Dunia, pertanyaan-pertanyaan seputar menjagokan dan mendukung s...
https://www.helmantaofani.com/2016/06/jagoan-dan-dukungan-di-piala-eropa.html?m=0
Jelang hajatan akbar sepakbola dua tahunan, antara Piala Eropa dan Piala Dunia, pertanyaan-pertanyaan seputar menjagokan dan mendukung siapa mulai bertebaran. Tebarannya kurang lebih sebanding dengan maraknya bandar kolekte dan pakar-pakar bola musiman.
Karena ini Ramadan, tak elok membicarakan pool bursa juara, meski tak memenuhi unsur judi lantaran digunakan hanya untuk memutuskan siapa membeli takjil. Sniper fikih ada di mana-mana.
Anyway, saya lebih tertarik untuk membicarakan kaburnya lema menjagokan dan mendukung. Lain kali sebelum menggugat jawaban saya kala menjagokan Spanyol, mohon baca dulu uraian di bawah ini.
Menurut KBBI, "menjagokan" adalah aktivitas memilih atau mengajukan salah satu calon untuk menjadi pemenang. Lema ini bersifat relatif, lebih bersifat prediksi lantaran asal katanya lahir dari kegiatan sabung ayam (jago). Ada hitungan rasional, matematis, timbang-menimbang, dan bolehlah klenik.
"Kamu menjagokan siapa di Piala Eropa nanti?"
Perancis menikmati generasi terbaik mereka. Dari sisi rasional, mereka mendapati sejumlah pemain yang on-form sepanjang musim membela negeri tuan rumah Piala Eropa kali ini. Sebut saja Paul Pogba, Antoine Griezmann, Dmitri Payet, dan N'golo Kante. Klenik-wise, tebak siapa jawara Euro terakhir kala bertindak sebagai tuan rumah? Betul!
Jerman adalah juara dunia. Sulit untuk tak menempatkan mereka di pool meski beberapa gim belakangan mulai mengundang tanya. Kalah dari Slowakia dan Inggris, serta dihajar dua kali di penyisihan - salah satunya oleh Irlandia! - membuat anak asuh Jogi Löw mendapat sorotan. Namun, layaknya panzerkampfwagen, mereka tetaplah tank perkasa.
Jagoan saya adalah Spanyol, Barcelona-nya tim nasional. Sudah meraih segalanya, bermain dengan cara yang impresif, serta punya kepercayaan diri yang menyebalkan. Mereka membuang begitu banyak talenta ajaib yang berkibar di berbagai klub (Juan Mata, Jose Callejon, Borja Valero) akibat saking banyaknya jugador yang jadi pertimbangan Vicente Del Bosque. Ya, di pertandingan ujicoba terakhir mereka takluk 0-1 di kandang dari Georgia. Tapi ah, saya yakin itu strategi untuk melenakan musuh. You might lose a battle to win the war.
"Kamu mendukung siapa di Piala Eropa nanti?"
Anda tidak usah tanya tim mana yang saya dukung - selain Indonesia tentunya. Ilustrasi unggahan blog ini sudah mengatakan segalanya.
Di KBBI ada juga lema "mendukung" yang diartikan "memberi sokongan atau bantuan". Yang ini tidak relatif. Hubungannya dengan hati (dan emosi). Perkara nostalgik, otak kanan, dan mungkin katebelece yang tidak terlalu berhubungan dengan sepakbola barangkali menjadi dasar. Ini adalah parameter absurditas, lantaran kita mendukung negara lain yang mungkin segila saya sampai hafal dan bisa menyanyikan lagu kebangsaan mereka.
Datang dengan materi terpayah sejak tragedi Superga menghabisi talenta negara ini di tahun 1950-an. Mengandalkan kiper berusia nyaris 40 tahun, dan blok lini belakang kroni satu klub. Barisan penyerang dipucuki striker on/off-form dari klub Southampton. Tak ketinggalan, takdir terakhir menyematkan nomor keramat (10) ke badan pemain yang identik dengan idiom "lambat".
Dukung mana? Saya masih menjawab sama sejak 1990.
ITALIA!
Posting Komentar