Seret Bokong ke Bandara
https://www.helmantaofani.com/2017/03/seret-bokong-ke-bandara.html
"Pagi mas. Bener pesen Uber ya, untuk ke bandara?"
Kalimat itu mengikuti dering telepon yang membangunkan kami, jam setengah dua dinihari. Sedikit tips, ini bisa jadi backup alarm bangun tidur.
Kami mesti ada di Bandara jam 3 pagi, terjadwal dengan penerbangan jam 5.25 ke Singapura, kemudian lanjut Vietnam. Tahun ini, untuk ketiga kalinya, saya menumpang trip yang notabene merupakan reward dari kantor istri. I thank her for that.
Reward pertama dulu, di kantor lamanya, membawa kami ke Sydney, tahun 2010. Reward kedua, bersama Equine Global, kantor istri sekarang, membawa kami ke Korea Selatan pada 2015. Dan sekarang, ke Vietnam.
Seperti reward trip umumnya, acaranya di-organize oleh agen perjalanan. Operator ke Vietnam ini adalah Golden Rama. Itinerari sudah fix. Ibarat kata, tinggal bawa bokong dan nurut agenda. Beres!
Secara genre, saya mungkin lebih menyukai hiruk-pikuk backpacking. Atau free tour yang tidak mengikat. Tapi organized tour (guided tour) seperti ini ada juga manfaatnya. Tipikalnya, kita melihat sebanyak-banyak atraksi dalam waktu sesingkat-singkatnya. Bila berkesan dengan salah satu loka, bisa sangat membantu kunjungan berikutnya.
Saya sendiri mengikuti organized tour hanya saat reward trip yang diikuti istri. Satu lagi mungkin, organized tour terbesar di dunia yaitu ibadah haji melalui jalur negara. Dari tiga pengalaman itu, bagi saya, momen paling menyenangkan adalah free time. Mungkin hanya sekitar 4-6 jam di organized tour konvensional. Tapi waktu haji kita mendapatkan nyaris 20 hari free time yang berujung catatan panjang.
Organized tour sangat dipengaruhi kepiawaian tour operator mengatur itinerari. Tugas kita sebagai peserta, mengutip kalimat yang sudah ada di atas, tinggal bawa bokong.
Pagi itu bokong kami diseret ke bandara. Tour leader sudah mewanti-wanti agar jam 3 kami sudah ada di bandara.
Well, here we are now. Ready to roam.
- Jakarta, 16 Maret 2017
Posting Komentar