Imperfeksi Adalah Saya
https://www.helmantaofani.com/2018/03/imperfeksi-adalah-saya.html
“Imperfection is a play.”
Tyler Durden, karakter di film Fight Club, berpendapat demikian mengomentari perabot artisan yang tampak “cacat produksi”. Kayunya berkerut, cat-nya sedikit tergerus. “Agar terlihat ada sentuhan manusia di dalamnya,” kata Tyler.
Barangkali itu yang membuat saya senantiasa jatuh cinta pada koran (fisik). “Imperfection” itu yang menjadi dialog antara produk dan konsumennya. Setiap pagi saya membuka, ada tumpahan tinta, tone warna kertas yang memudar (menua) setiap jamnya. Ujung jari yang menghitam karena tinta. Lipatan yang entah kenapa pas ada di bibir foto artis idola. Lalu, bila ada yang mendeskripsikan petrikor, apa istilah untuk bau kertas koran?
Membaca beritanya, mengutip apa yang dikatakan Arswendo hari ini, adalah reaksi “after the curtain’s down”. Reaksi setelah sebuah peristiwa terjadi. Tidak terlalu lambat, tetapi juga tidak terlampau lekas. Kecepatan ideal bagi hidup kita yang tidak setiap saat berupa “breaking news”. Rutinitas kita senantiasa sama kok. Kadang saja, ada sela.
Sebagai orang dapur, karakter “imperfection” ini sudah saya adopsi sebagai yang membuat koran bernilai. “Everyday with you is an adventure,” kata tunangan Phoebe di sitkom Friends. Itu penggambaran yang tepat juga bagi saya yang memilih “menikah” dengan koran 13 tahun lalu.
“Imperfection” di koran bukan rekaan. Memang ada banyak sentuhan manusia di sana. Dari kerja keras dapur berita (dan iklan) memburu konten. Rancang dan tata letak. Percetakan. Lapak. Loper. Kesembronoan pembaca yang memegang koran sambil mencocol tempe goreng dari istrinya. Itu semua membentuk “imperfection” tadi.
Ada sentuhan manusia betulan yang membuat koran jadi seperti ini. Ia tidak akan (pernah) sempurna, tetapi itu yang membuatnya juga tidak paripurna.
Koran adalah kontinuitas, ketidaksempurnaan, dan daur waktu yang harus kita terima. Ia tidak bisa dipercepat. Ia mempunyai tenggat. Ia pula harus menerima fakta bahwa dirinya menua.
Koran adalah saya.
Posting Komentar