Seminggu di Thailand: Hari Ketiga ke Pattaya
https://www.helmantaofani.com/2019/04/seminggu-di-thailand-hari-ketiga-ke.html?m=0
Sesuai dengan rencana itinerari, hari ketiga kami di Thailand akan digunakan untuk daytrip ke luar kota Bangkok. Pertanyaannya, ke mana?
- Ke Pattaya
Ada dua opsi populer yang bisa dipilih. Yang pertama adalah Pattaya, kota pantai sekitar 120 kilometer ke tenggara Bangkok. Pilihan ini adalah pilihan umum wisatawan karena di Pattaya banyak obyek wisata dan juga menawarkan vibe yang kurang lebih sama dengan Bangkok dalam hal fasilitas dan hiburan.
Opsi kedua adalah Ayutthaya, eks ibukota kerajaan kuno sebelum dipindah ke Bangkok. Ayutthaya terletak sekitar 80 kilometer di utara Bangkok. Di sini kita bisa melihat bekas peradaban yang dibangun di percabangan sungai Chao Praya. Masih ada bekas-bekas struktur bangunan yang bisa menceritakan kehidupan Ayutthaya sampai akhir abad ke-19. Pilihan ini lebih segmented, bagi saya jelas sangat menarik.
Untuk kedua opsi itu, kami tetap perlu memikirkan akses menuju ke sana. Pilihannya tersedia, dari menggunakan transportasi umum, shared shuttle, hingga menyewa kendaraan.
Setelah mempertimbangkan dan menyesuaikan dengan rencana itinerari, akhirnya kami memutuskan untuk ke Pattaya. Di itinerari dijelaskan bahwa hari ini adalah harinya anak-anak. Kami berpendapat wisata ke pantai mungkin lebih menyenangkan bagi mereka. Namun, karena hiburan di Pattaya, selain artifisial juga hedonis, kami memilih untuk hanya bermain pasir dan air di pantai.
Pilihan destinasi tambahan kami putuskan untuk ke Khao Kheow Open Zoo, kebun binatang peraih penghargaan yang ada di jalan menuju Pattaya. Oke, kebun binatang dan pantai, kurang "anak-anak" bagaimana lagi destinasi kali ini?
Kembali ke mobilitas, pada H-1 dari keberangkatan, kami memutuskan untuk menyewa taksi saja. Booking seharian penuh (24 jam sebenarnya), untuk menjemput kami di hostel. Setelah membandingkan beberapa vendor (antara lain private charter di Klook, rental di Grab), biaya untuk menyewa taksi 24 jam ini 1500 Baht.
Jam 10 pagi, usai sarapan dan check out dari hostel, sopir taksi, Pak Sakhon, tiba. Kami memasukkan barang-barang bawaan ke bagasi dan berangkat menuju Pattaya.
Tunggu, check out?
Betul, di hostel ini kami menginap dua malam saja, karena sebetulnya ketika pertama belum tahu juga bagaimana respon Aksara. Kami khawatir apabila Aksara tidak cocok, sehingga dua malam sisanya adalah backup plan dengan menginap di serviced hotel. Padahal, setelah dua malam mencoba, Aksara baik-baik saja. Magi bahkan sangat menikmati tinggal di hostel dengan aneka tamu ajaibnya.
Daytrip ke Pattaya
Destinasi pertama dalam daytrip ke Pattaya ini adalah Khao Kheow Open Zoo. Lokasinya ada di tengah perjalanan, sedikit detour dari jalan tol atau Highway 7 sekitar 4 kilometer. Kurang lebih 50-an kilometer dari Bangkok.
Mengapa disebut open zoo? Istilah tersebut merujuk pada kondisi kandang binatang yang terbuka dan luas. Lawannya adalah caged zoo, yang mengurung binatang di kandang tertutup. Sekarang ini sudah mulai jarang ada caged zoo, meski di sisi lain konsep open zoo membutuhkan lahan yang amat masif. Khao Kheow ini adalah kebun binatang terluas di Thailand dan kerap jadi destinasi antara wisatawan yang menuju Pattaya, di samping atraksi lainnya seperti Tiger Zoo.
Perjalanan menuju Khao Kheow cukup lancar, karena saat itu hari Sabtu. Pada kilometer 40-an, tiba-tiba AC di mobil mati. Pak Sakhon segera menepikan dan mencari bengkel terdekat. Setelah berkonsultasi dengan mekanik, ia berkata dengan bahasa Inggris terbatasnya kalau AC-nya mati. Wah! Suhu di luar 40 derajat lebih, dan bahkan belum separuh jalan.
Akhirnya kami sepakat agar hal ini tidak merusak mood dan rencana. Kita akan jalan terus tanpa AC dan melakukan trip seperti halnya masa kecil saya. Kami buka jendela sambil bercerita ke anak-anak.
"Ini cara kami pelesir di era 90-an, nak!"
Pelesir itu mesti mengajarkan kebijaksanaan juga berupa penerimaan dan improvisasi.
Tidak berapa lama, kami tiba di Khao Kheow. Tiket masuknya cukup murah, untuk dewasa 200 Baht, untuk anak-anak 150 Baht. Karena membeli di Klook, total 4 tiket sekitar 300.000 rupiah.
Di Khao Kheow, mobil boleh dibawa masuk karena memang areanya sangat luas. Jadi bisa bebas berhenti dekat kandang atau area tertentu. Kurang lebih konsepnya persilangan antara kebun binatang konvensional dan taman safari. Bila tidak membawa mobil, bisa menyewa golf cart selama 2 jam dengan biaya 400 Baht.
Khao Kheow memiliki koleksi binatang yang amat banyak. Total ada 600 satwa dari sekitar 200-an spesies diperagakan. Dari panda, lemur, anteater (pemakan semut dari Amerika Latin), kudanil, rusa, dan sebagainya. Kelebihan utamanya adalah pengunjung bisa up close and personal dengan binatang-binatang tersebut karena ada bagian pemberian makanan. Kita bisa membeli makanan binatang dengan harga 10 Baht berupa jagung, rumput, sayuran, dan sebagainya, tergantung jenis hewan yang ditampilkan.
Aksara sangat senang dengan sesi ini, terutama ketika memberi makan gajah. Ia tampak kagum dengan cara gajah mengambil rumput dengan belalainya, untuk kemudian dimasukkan ke mulut. Berkali-kali ia meminta kembali membeli makanan gajah.
Selain menggunakan golf cart, pengunjung bisa juga hop in hop off bis terbuka yang disediakan gratis oleh kebun binatang. Atraksi hiburan lainnya juga banyak, sehingga idealnya untuk menjelajah Khao Kheow ini bisa seharian penuh. Namun, kami masih ditunggu itinerari dan merencanakan keluar dari Pattaya sebelum petang dengan alasan yang sama dengan Bangkok.
Jam 1 siang kami melanjutkan perjalanan ke Pattaya. Pak Sakhon memasang kipas angin yang menghadap belakang untuk membantu mengurangi panas.
Tiba di Pattaya, kami menunggu matahari agak redup sedikit dengan makan siang dekat pantai Pattaya. Rencananya, anak-anak akan main di pantai Jomtien yang berjarak sekitar 4 kilometer dari pantai Pattaya. Jomtien lebih "ramah" bagi anak-anak dari yang kami baca.
Pantai Pattaya adalah pantai reklamasi yang cukup panjang. Eks pangkalan militer AS ketika perang Vietnam yang terhubung dengan Teluk Siam ini sekarang berubah jadi distrik turis yang vibran. Membayangkannya seperti daerah Kuta dan Legian di Bali. Setiap jengkal berisi restoran, minimarket, hotel, money changer, toko suvenir, dan sebagainya. Pattaya terkenal dengan nightlife-nya, salah satu skena party terbesar di Asia.
Meski atraksi tambahan mulai bermunculan di Pattaya, agenda kami hanya satu: bermain pasir dan air. Jadi, setelah matahari sedikit redup, kami menuju pantai Jomtien untuk menunggui anak-anak bermain hingga jelang sunset. Sambil melihat matahari terbenam, kami bertolak ke Bangkok (masih dengan mobil tanpa AC).
Kali ini homebase kami di Bangkok pindah ke Mercure, serviced hotel bintang tiga di daerah Makassan yang dekat dengan Pratunam dan link kereta bandara. Hotel ini memiliki layanan free shuttle menuju stasiun MRT Petchaburi yang strategis untuk menuju Chatuchak atau stasiun Hua Lamphong. Keduanya ada di itinerari kami, masing-masing di hari keempat dan kelima.
Posting Komentar