Supernova 1991 Nu Ageung dan Radiasinya 30 Tahun Kemudian
Kompas hari ini (21/3) menulis artikel mengenai “Supernova 1991”. Memori mengenai fenomena yang terjadi di tahun 1991, ketika sepanjang tahun industri musik diberkahi dengan berbagai rilisan album fenomenal.
Sejak awal hingga pungkas tahun, bertubi-tubi album musik dirilis oleh band macam REM, Mr Big, Smashing Pumpkins, Skid Row, atau Van Halen. Rangkaian yang terkulminasi pada gelincir akhir kuartal ketiga. Berturut, band Soundgarden merilis “Badmotorfinger”, Red Hot Chili Peppers meluncurkan “Bloodsugarsexmagik”.
Pearl Jam merilis album debut mereka, “Ten”, yang kemudian diselingi Metallica (self titled atau “Black Album”). Guns N’ Roses berikutnya, dengan “Use Your Illusion”, yang lantas diakhiri Nirvana dengan ledakan supernova kala meluncurkan “Nevermind”.
Sisa tahun masih ada U2 dan Michael Jackson, tetapi “Supernova 1991” ini membawa banyak peralihan. Kasta industri pada masa itu resmi dikuasai musik rock, ketika pada akhirnya, di awal 1992, album “Nevermind” menjadi raja di chart Billboard 200.
Bagi penyintas era itu, ketika musik masih menjadi barang komunal, ledakan supernova tersebut pasti terasa efeknya sampai negeri kita. Bertukar referensi bersama kawan-kawan, sampai ke pelosok daerah masih bisa mendengarkan “Ju...Jumadi”, misheard fenomenal dari lagu “Sad But True”-nya Metallica. Pendengar dangdut yang masih sangat menoleransi “Don’t Cry”, yang hingga kini sering diresital di kondangan sebagai lagu nostalgia.
Yang saya kenang dari ledakan tersebut adalah radiasinya yang menetap, dan ditularkan ke generasi terdekatnya. Kalian yang masih terlalu belia ketika momentum terjadi, ditinggali warisan yang kemudian menetap. “Kakak saya sering mendengarkan Nirvana, sehingga saya mencoba memainkan lick bass di ‘Kambing Liar’”, sembarang kawan pasti pernah mengatakan ini.
Entah berapa individu yang kemudian mulai mengangkat gitar, membunyikan petikan open E di lagu “Nothing Else Matters”. Kemudian menyadari bahwa tidak butuh suara emas untuk jadi vokalis. Yang penting bisa ngomong “Hello hello hello how low...”.
Kebanggaan anak SD yang akhirnya bisa melafalkan sejumlah bait bahasa Inggris flawlessly, yang mungkin bisa membuat Pamungkas tersaingi. “D’you wear a black armband when they shot the man who said ‘Peace could last forever’...”
Lihat pula efek radiasi pada kaset-kaset album tersebut di atas. Kover yang lusuh, klip plastik muka yang patah, atau pita yang kendor adalah dampak fisik teramati. Sebagai umat komunal, memento dekade 90-an adalah kaset yang beredar dari Polytron satu ke yang lain. Dengan kondisi mekanik dan head yang bervariasi. Ditambah dengan hobi rewind atau fast forward guna skip “Holier Than Thou” untuk mencapai “The Unforgiven”.
Sampul album yang lusuh, akibat selalu dipegang bersama-sama ketika mendengar “Ten” di ruang tamu sahabat yang punya custom cassette player. Tape lengkap dengan ampli dan equalizer terpisah, serta speaker mounted yang di atasnya ada asbak dan toples emping. Membaca tulisan absurd “lemin yellow sun” di lembar kertas yang dibaca seluruh kata hingga tulisan persembahan. Masa kita mengenal Jon dan Martha Zazula yang selalu disebut Metallica.
Radiasi yang terkenang bagi saya adalah betapa musik ketika itu masih sangat komunal. Kontras dengan kini, kala orang-orang mendengarkan sebiji lagu di balik headphone mereka. Betapa menahunnya radiasi tersebut hingga saat ini, 30 tahun kemudian, saya memandangi sebuah “fosil peradaban” yang masih saya simpan sembari menuliskan ini.
Kaset “Ten” dari Pearl Jam, yang sleeve-nya sudah raib sebagian. Sablon plastik terkuras, dan pastinya pitanya sudah jamuran lantaran tidak pernah diresital. Oh, betapa di dalamnya ada kotak-kotak ingatan dari berbagai individu yang pernah menyentuh hidup saya. Dari kerabat terdekat, hingga si asing yang bertahun-tahun kemudian masih membicarakan magi lagu “Release” dalam percakapan Whatsapp.
Dalam satu masa, kala sisa komunal dari musik yang kami suka terpaksa diterpa. Karena konser yang tak kunjung tiba.
Supernova 1991 nu ageung, tiga dekade kemudian.
Posting Komentar