Kekuatan Halaman Muka dalam Pariwara Media
"Sayang banget ini, halaman udah cakep, eh tetep ada iklan," kata salah satu pengguna Twitter mengomentari gambar halaman 1 Harian Kompas edisi 3 Agustus yang menampilkan Greysia Polii dan Apriyani.
Pada edisi tersebut, Harian Kompas menampilkan headline spesial. Halaman muka yang biasa diisi 5-6 berita utama, pada hari itu hanya ada satu berita kecil, dengan visualsasi akbar. Saya menyebutnya, visual-headline. Model ini barang tentu menarik, dan berbeda dengan halaman muka sehari-hari. Dan praktik macam ini bukan barang langka di dunia koran.
Salah satu aset utama koran adalah kekuatan headline-nya. Poin ini disadari betul oleh koran olahraga Gazzetta Dello Sport dari Italia. Saban hari, headline mereka selalu ditunggu oleh penikmat olahraga. Selain mengabarkan momentum apa yang signifikan, visualnya juga acap cemerlang. Halaman muka mereka di-relay oleh berbagai situs dan media.
Maka tidak heran bila kemudian halaman muka Gazzetta tidak pernah sepi iklan. Hampir tiap edisi, lembar pertama tersebut memuat pariwara, yang tentu saja jadi bagian viral kala halaman muka ditangkap layar dan dibagikan di sosial media.
Setahun belakangan, dengan Harian Kompas giat menampilkan visual yang epik di halaman muka, kami di bagian iklan Harian Kompas coba menaikkan lagi nilai tawar pariwara di halaman tersebut. Beberapa proyek seperti edisi HUT Kompas yang memenangkan penghargaan media, turut membawa iklan di dalamnya menjadi viral. Dalam bahasa marketing, menambah exposure dan reach. Bahasa yang biasa digunakan untuk berjualan.
Hari inipun, headline Harian Kompas menampilkan halaman muka dengan visual aduhai. Kemenangan ganda putri Indonesia di Olimpiade yang patut dirayakan. Dan ada pariwara tersemat di dalamnya,. Ini tentu saja kesempatan untuk berbicara atas nama media cetak yang kerap dibilang senjakala.
Pertama, inilah kekuatan visual-headline. Ujaran “a picture worth thousands words” berlaku juga seperti “visual-headline worth thousands trending topics”. Bahwa peristiwa yang diangkat penting, di-signifikasikan dengan visual yang akbar. Orang sadar bahwa peristiwa inilah “pinnacle” seluruh peristiwa yang terjadi kemarin.
Kedua, ada iklan di dalamnya. Corong yang sangat mumpuni untuk berkata bahwa media senjakala ini masih punya taring untuk bersaing di gelut bisnis media. Ada fungsi relasi publik bagi seluruh industri media cetak, mengenai keunikan berpariwara di medium ini yang belum tertandingi di platform lainnya.
Jadi mudah memahami apa yang dilakukan oleh Gazzetta. Melalui diplomasi halaman muka, mereka menjadi pembawa panji industri koran di Eropa. Tiras mereka “hanya” 150 ribuan per-hari, tetapi mengklaim 4 juta readership. Kabar utama halaman muka yang masih dikutip dan jadi pembahasan media berbagai platform.
Implikasi bisnisnya oke. Sejauh pemantauan, scroll tiga bulan terakhir, halaman muka Gazzetta tak pernah tanpa iklan. Minimal tiap pekan, ada jenama yang bergantian tayang di 2-3 kavling iklan di halaman muka, bersanding dengan headline-headline olahraga.
Dalam kaidah pemasaran, strategi yang sama, dengan berlimpah sosial media, diupayakan juga oleh Harian Kompas. Implikasi dari ritual menayangkan headline harian di sosial media, menjadi senjata untuk menaikkan lagi nilai tawar berpariwara di surat kabar. Hasilnya lumayan juga, iklan di halaman muka, sampai bulan ini saja, naik 28% ketimbang tahun sebelumnya.
Dengan viralitas yang menggaung, seperti halaman muka pemenang award, atau kabar medali Olimpiade hari ini, tentu ada harapan supaya kepercayaan berpariwara di koran kembali naik. Maka, komentar di atas itu tentu saja mudah dipatahkan. Bahwa pariwara di halaman tersebut adalah penopang dari bisnis media cetak agar masih leluasa menampilkan visual dan headline yang menginspirasi dan menghibur.
Posting Komentar