Membongkar Memori dan Interpretasi Metallica
https://www.helmantaofani.com/2021/09/membongkar-memori-dan-interpretasi.html?m=0
Mengharu biru mendengarkan album “Blacklist” yang berisi 53 lagu interpretasi musisi atas lagu-lagu Metallica dari album swanama (Black Album). Album ini resmi dirilis hari ini, meskipun bocoran-bocorannya sudah diecer sebagai bagian perayaan 30 tahun album hitam.
Per-lagu ada interpretasi dari 4-5 musisi/band. Paling banyak, tentu saja “Nothing Else Matters” dengan total ada 12 versi. Bagi saya, paling merinding memang mendengarkan vokal Miley Cyrus pada lagu tersebut. Pantas rendisi ini didapuk sebagai single yang pertama “dibocorkan”.
Di album ini kita tinggal memilih presentasi mana yang paling pas dengan emosi dan imajinasi kita atas sebuah lagu. Sebagai contoh, Alessia Cara membawakan “Enter Sandman” yang pasti membuat siapapun yang mendengarkan terbuai. Tetapi pilihan saya jatuh pada versi Ghost, yang mempertahankan tema dunia mimpi.
Dengar Metallica: Blacklist di sini.
Menarik juga mendengarkan lagu sama dibawakan berbeda bisa membantu kita menangkap makna lebih dalam. “I see faith in your eyes” dalam lagu “The God That Failed” yang dibawakan ulang Imelda May berhasil memancarkan cerita latar lagu ini. James Hetfield menulis lagu ini karena menyaksikan ibunya meninggal karena kanker, namun menolak diobati karena percaya dengan kesembuhan metodis (sembuh karena doa).
Beberapa versi membawa kita ke kemegahan suara, masuknya budaya-budaya lain, atau unsur regional. Dalam versi “The Unforgiven”, Vishal Dadlani memasukkan musik hip hop lokal serta rock dengan sangat anggun. Diawali bisikan “What I felt, what I’ve known” yang menentang konstruksi memori kita atas intro lagu ini.
Dekonstruksi Lagu
Cara Izia membongkar “My Friend of Misery” juga tergolong nekad. Ia membuang riff bas yang jadi nafas penciptaan lagu tersebut. Namun, di tangannya, lagu ini jadi lagu baru yang tak kalah megah. Pesan ke orang-orang nyinyir yang jadi inti lirik lagu ini juga lebih tersampaikan.
Sam Fender juga bisa dibilang kurang ajar. Lagu “Sad But True” yang digandrungi karena “heavy”-nya, ia strip jadi balad. Tetapi malah jadi pas dengan tema liriknya yang membicarakan ironi sebuah relasi love-hate. Pendekatannya beda dengan Royal Blood yang justru menambah reverb pada lagu yang sudah already heavy, menjadi semakin berat tertarik gravitasi.
Beberapa musisi lain setia pada akar dan menambahkan versi bersenang-senang mereka. Corey Taylor menambahkan Whiplash jam di akhir rendisinya atas “Holier Than Thou”. Lalu Volbeat juga bermain-main dengan riff pada interpretasinya untuk “Don’t Tread on Me”.
Hanya dua lagu yang hanya disumbang oleh (masing-masing) satu penampil. Salah satunya sangat pas menutup album, dari duo gitaris Meksiko, Rodrigo dan Gabriela, yang menjadikan “The Struggle Within” seperti didendangkan mariachi.
Memutar lagu-lagu ini membawa kenangan sendiri seperti 30 tahun lalu berulang rewind, skip (fast forward), atau membalik side usai “Wherever I May Roam” agar pas di “Nothing Else Matters”. Maka, tidak kaget bila kemudian sering skip dua lagu, “Don’t Tread on Me” dan “Through the Never”.
Hu, band Mongolia, kali ini merendisi ulang “Through the Never” dalam balutan bebunyian etnik-metal yang menarik. Di album ini, “side B” lebih banyak menawarkan rendisi-rendisi bagus yang tidak akan dilewatkan. Bisa pula mendengarkan 12 lagu “Nothing Else Matters” bila tidak terlanjur bosan.
Cara lain, ikuti saja kurasi saya untuk 12 lagu yang menurut saya bisa jadi alternatif mendengarkan “Blacklist” dari masing-masing satu versi saja.
Side A
01. Enter Sandman - Ghost
02. Sad But True - Royal Blood
03. Holier Than Thou - Corey Taylor
04. The Unforgiven - Vishal Dadlani
05. Wherever I May Roam - Jon Pardi
06. Don’t Tread on Me - Volbeat
Side B
01. Through the Never - The Hu
02. Nothing Else Matters - Miley Cyrus
03. Of Wolf and Man - Goodnight, Texas
04. The God That Failed - Imelda May
05. My Friend of Misery - Izia
06. Struggle Within - Rodrigo y Gabriela
Posting Komentar