Menjawab Pertanyaan Project NFT Kompas
Selasa (1/11) lalu, tim NFT Kompas diundang Tezos Asia Pacific untuk sesi Ask Us Anything (AUA) di Discord TZ APAC Community. Panelnya berisi saya, dari tim NFT Kompas, dan Ruanth Chrisley Thyssen, co-founder komunitas Metarupa. Sebagai catatan, Metarupa adalah konsultan untuk project NFT Kompas.
Komunitas TZ APAC diberi kesempatan untuk bertanya apa saja mengenai project NFT Kompas dan komunitas Metarupa. Cukup banyak pertanyaan yang masuk. Sayangnya, sesi hanya terbatas 30 menit. Padahal banyak pertanyaan yang menurut kami cukup seru apabila didiskusikan. Dari kiprah media di Web3 hingga spesifik mengenai proyek NFT Kompas.
Oleh karena itu, platform ini akan coba kami gunakan untuk menjawab "unanswered questions" pada sesi AUA Selasa silam.
Apakah blockchain bisa membantu counter hoax atau berita palsu?
Blockchain membantu verifikasi. Sebagai teknologi, yang terbayang dari kami adalah ketika semua kreasi digital (termasuk konten informasi) ada "sertifikat"-nya, mungkin itu akan berguna dalam mendeteksi validitas sumbernya. Bayangkan bila sebuah rilisan pers ada verifikasi di blockchain?
Apakah langkah media ke Web3 itu berarti transformasi media massa ke digitalisasi yang lebih canggih?
Apakah lebih canggih? Considerable.
Apakah lebih menguntungkan? Rasanya iya.
Ketika ada ekosistem Web3 (hipotetikal), transparansi dan kualitas kreatornya akan lebih terlihat. Sehingga, media yang investasi ke kreator jempolan serta punya kredibilitas, akan mendapatkan kredit. Kenapa? Karena pembaca bisa mengakses langsung ke kreator, sehingga "middlemen" seperti news agregator bisa dikurangi.
Kami membayangkan nantinya orang bisa membeli (atau mengoleksi) piece by piece produk jurnalistik yang benar-benar sesuai dengan keinginan mereka. Saat ini pilihan di Web2 adalah membeli satu paket (subscription). Kalau ekosistemnya sudah matang, ini akan menguntungkan media juga nantinya.
Bagaimana inisiatif Kompas nantinya bila media lain juga terjun ke Web3?
Saat ini justru kami ingin (lebih banyak) media lain yang bergabung ke Web3.
Media lokal yang punya aset kreator bagus (misalnya Tempo, National Geographic, Antara News) bisa punya harapan baru yang tidak terlalu bergantung pada iklan sebagai sumber revenue. Apabila mereka masuk Web3, Kompas akan menikmati masa tersebut, sambil nanti melihat diferensiasi apa yang bisa dikedepankan.
Salah satu diferensiasi kami adalah aset masa lalu yang terdokumentasi dengan baik. Jadi, melangkah ke (masa) depan, aset kami justru dari masa lalu.
Apa tujuan Kompas ke Web3?
Kompas adopter untuk teknologi baru (karena terpapar sebagai media). Kami media mula yang terjun ke Web2 dengan membidani Kompas.com pada tahun 1995. Untuk Web3, Kompas juga percaya ini progresi yang bagus untuk memiliki otonomi atas kreasi-kreasi yang dihasilkan hasil dari investasi ke SDM kreator kami.
Bagaimana Kompas bisa membantu atau melibatkan kreator lokal dalam develop project NFT, dan mungkin mempromosikannya ke kancah global?
Fokus Kompas saat ini adalah mencoba mengenalkan para kreator kami ke komunitas Web3, khususnya NFT. Kami beberapa kali bekerja sama dengan seniman lokal (Web3) untuk beberapa project non-Web3. Kolaborasi dengan kreator di luar ekosistem ini tidak asing karena banyak preseden yang dilakukan Kompas. Antara lain setiap hari Minggu ada karya seniman yang menjadi impuls visual untuk cerpen.
Untuk saat ini, Kompas sadar dengan scope terbaik kami masih di level Indonesia. PR pertama yang harus di-tackle adalah bagaimana menjadikan isu NFT ini menjadi (lebih) inklusif dan diadopsi (lebih) banyak orang. Kalau kami sebagai media bisa menjadi jembatan ke situ, berikutnya baru membidik lebih tinggi lagi.
Apakah minting berita (di blockchain) menjadi salah satu target Kompas?
Per-hari kami produksi 120 lebih berita yang tuntas (bukan update). Untuk proses saat ini masih terbayang tantangan untuk minting semua berita. Tetapi ke depan, siapa tahu? Proses ini mirip seperti cetak koran, yang ketika berita masuk cetak, sama seperti di-minting. Tidak ada poin kembali. Untuk mengoreksi harus cetak atau minting ulang. So, prosesnya terbayang tapi masih coba dilihat perkembangan teknologinya.
Apakah Kompas berencana membuat metaverse, marketplace NFT, atau bahkan token?
Kami mencoba tahap demi tahap. Tahun depan, tantangan yang ingin kami selesaikan adalah menjembatani kreasi dari fisik maupun Web2 yang lebih mudah dikonversi ke Web3. Selain itu, kehadiran tautan blockchain (seperti NFT) juga diharapkan bisa memberi experience (dan benefit) bagi pembaca Kompas melalui fitur-fitur yang masih akan kami coba.
Untuk metaverse sendiri, Kompas mungkin memilih bergabung dengan yang sudah ada. Apabila ada ajakan untuk mengisi, sesuai dengan expertise kami, kami terbuka untu bekerja sama. Demikian juga dengan marketplace.
Untuk coin/token, mungkin tidak dalam waktu dekat karena kami berpikir adopsi untuk token yang ada saat inipun masih membutuhkan iterasi.
Bagaimana perkembangan NFT di Indonesia?
We are still too early, tapi (mulai) senang dengan diversifikasi project dan penggunaan NFT. Non-fungible token mulai dipahami sebagai fungsinya, alih-alih sebagai final product. Ingat, NFT itu bukan gambar digital.
Apa value NFT Kompas?
Value intrinsik ada. Setiap project NFT Kompas kami jalankan dengan kompensasi "real life" yang sekiranya setara. Kami cukup hati-hati untuk tidak memberikan persepsi "money grab", terutama justru dari kalangan non-Web3 (masyarakat umum). Mengoleksi NFT Kompas ini nilai (intrinsiknya) hampir sama dengan membeli benefit/utility yang ditawarkan.
Untuk rilisan Loka/Masa misalnya, sifatnya adalah sebagai collectible items. Tapi kami memberikan gamification untuk bisa menukarkan koleksinya dengan merchandise atau benda fisik yang nilainya kurang lebih akan setara.
Untuk value ekstrinsik, dengan ada yang mengoleksi, it's a testament of value bagi kami. Apapun alasannya, kami berhasil menghubungkan sebuah benda kreasi ke pemilik/kolektornya dengan pemaknaan yang berbeda-beda.
Mengapa memilih ekosistem Tezos untuk (salah satu) rilisan NFT Kompas?
Ekosistem di Tezos salah satu yang punya basis komunitas bagus. Sebagai kreator, ekosistem ini akan membantu kami untuk belajar bersama para kreator existing dan juga komunitas yang ada. Di blockchain lain, ambience-nya lebih seperti "make or miss".
Apakah Kompas bisa mengadakan workshop terkait NFT?
Kami masih belajar, dan justru lebih berminat untuk mengikuti workshop (mengenai NFT) yang ada.
Mungkin berbagi pengalaman seperti ini akan membantu kami (untuk) belajar juga. Bagaimana menjalankan project di bear market misalnya. Atau apa saja catatan kegagalan kami. Saya pribadi lebih suka dan percaya failure story ketimbang success story.
Posting Komentar